Kami (penulis, Pak Azwar Anas, Sultan Hamengkubuwono X dan Gubernur Jawa Tengah waktu itu Pak Bibit Waluyo) main golf satu pairing berempat. Penulis satu kereta (golf cart) dengan Pak Azwar, sedangkan Sultan dengan Pak Bibit. Ini adalah merupakan main golf yang sangat kikuk selama hidup penulis, karena penulis betul2 merasa jadi anak bawang diantara tokoh2 besar ini. Penulis banyak diam dan pasang wajah ramah senyum untuk menghilangkan grogi diantara mereka.
Seperti biasa pada waktu akan memulai permainan golf para pegolf akan melakukan pemanasan di tee box (tempat memukul pertama) sambil bincang2. Ketika itu Pak Bibit berdialog dengan Sultan menanyakan masalah rule. Ini bahasa isyarat pegolf untuk menyemangati diri dengan taruhan. Pak Bibit menyampaikan dengan bahasa isyarat apakah permainan kita ikut rule "Papa Tomi" atau "Proklamator" dan dijawab oleh Sultan Proklamator. Pak Azwar  dan penulis diam saja, karena pertanyaan itu tidak ditujukan kepada kami. Rupanya Pak Azwar tidak mengerti tentang bahasa isyarat yang biasa dikenal diantara pegolf dan nanya ke penulis, apa yang dibicarakan oleh Pak Sultan dan Pak Bibit. Penulis jelaskan bahwa itu bahasa isyarat untuk taruhan, kalau Papa Tomi taruhannya senilai Rp 50 ribu (uang kertas Rp 50rb pada itu gambarnya Soeharto), sedangkan proklamator taruhannya Rp 100 ribu (uang kertas bergambar Soekarno dan Hatta). Dengan spontan reaksi Pak Azwar langsung mengucap astaghfirullah.
Itulah Pak Azwar Anas yang penulis kenal. Dalam waktu interaksi sesingkat itu tokoh besar yang berasal dari Minang Kabau ini, penulis bisa menangkap dengan tajam dan jernih karakter beliau yang sangat penolong sesama manusia, merakyat, sederhana dan agamis.Â
Selamat jalan Pak Azwar Anas.
Semoga beliau diterima di sorga Nya, mendapat tempat terhormat di sisiNya.Â
Aamiiiin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H