Adagium dari Lord Acton, sejarawan Inggris menyatakan, Power Tends Corrupt ; Absolute Power Corrupts Absolutely (kekuasaan cenderung  korup ; kekuasaan mutlak betul2 merusak).
Apakah yang dinamakan kekuasaan, kenapa kekuasaan itu mempunyai kecendrungan korup dan merusak?
Kekuasaaan memperlihatkan bentuknya, ketika ada kekuatan yang bisa mempengaruhi orang, sehingga orang lain menjadi tunduk dan patuh. Saat ada keinginan dan untuk mewujudkannya hanya dengan membuat perintah. Ketika ucapan didengar dan perintah dilaksanakan dengan segenap kepatuhan. Keadaan demikian memperlihatkan kekuasaan sedang menunjukkan peranannya. Â Orang yang berkuasa adalah orang yang bisa menguasai orang lain. Hanya kekuasaan yang dapat mewujudkan suatu keinginan menjadi nyata melalui tangan orang lain. Kekuasaan membuat seseorang didengar perkataannya dan akan dilaksanakan perintahnya.
Bisa dibayangkan bila ada kekuasaan tanpa batas, tanpa kontrol, atau tanpa bisa dikendalikan. Ibarat tsunami yang mengamuk tanpa henti.
Kekuasaan pengaruhnya tidak terbatas kepada orang yang dikuasainya, tetapi bisa juga mempengaruhi pemilik kekuasaan. Pengaruhnya kepada pemilik kekuasaan bisa berupa pengaruh baik yaitu akan menciptakan skala dan kualitas kebaikan pemegangnya makin besar dampaknya untuk orang banyak. Bisa juga berdampak merusak dan menghancurkan. Jiwa dan karakter yang semula baik bisa menjadi jahat mengerikan. Banyak contoh sehari2 bisa ditemukan disekeliling kita. Pada waktu masih jadi karyawan biasa seseorang mempunyai karakter menyenangkan, ramah, suka menyapa. Begitu diangkat jadi Direktur suatu BUMN, berubah drastis menjadi songong, angkuh, merasa orang lain lebih rendah. Ada juga pegawai yang ketika belum punya jabatan, sangat humble, menghormati tetangga, suka mendengarkan, tapi setelah punya jabatan tinggi di Pemerintahan jadi berubah, tinggi hati dan cenderung suka memerintah, padahal kita bukan pegawainya. Kekuasaan memabukkan, bisa bikin orang merasa di awang2.
Apalagi seiring punya kekuasaan, pada saat yang sama semua embel2 fasilitas mengikutinya. Misalnya jabatan Direktur salah satu BUMN, akan mendapat fasilitas mobil mewah untuk melayaninya kemana2, gaji dan tantiem yang aduhai jumlahnya, fasilitas hunian yang representatif, dayang2 seperti ajudan, pengawal, sekretaris, sopir dan fasilitas2 lain yang tentunya akan banyak sekali kalau diurai. Fasilitas2 yang melekat pada jabatan, membuat kekuasaan menjadi kenikmatan dunia tiada tara.
Kekuasaan juga dapat digunakan sebagai alat. Kekuasaan ibarat sebilah pisau yang dipegang oleh pemegang kuasa. Apabila pisau itu digunakan untuk memotong daging untuk membuat rendang, maka pisau digunakan untuk kebajikan. Tetapi bila pisau digunakan untuk mengancam orang dalam perampokan, maka utilitas penggunaan pisau telah diselewengkan. Pisau telah digunakan untuk kejahatan. Memegang kekuasaan selain memabukkan juga penuh godaan. Godaan menyelewengkan kekuasaan untuk untuk keuntungan diri sendiri atau orang lain, sangat besar. Makanya salah satu unsur perbuatan korupsi adalah penyelewengan kekuasaan. Dan kekuasaan itu cenderung untuk diselewengkan bagi pemegang kekuasaan yang gampang tergoda. Khususnya bagi pemegang kekuasaan yang tidak mempunyai cukup iman kebaikan didalam kalbunya.
Kekuasaan merupakan salah satu anugerah yang diberikan Tuhan kepada manusia yang dipilihNya. Sebagian percaya bahwa sebetulnya salah satu bentuk ujian Tuhan kepada manusia dengan cara memberi manusia kekuasaan.
Banyak orang mengejar kekuasaan, kadang2 dengan segala cara, kalau memang belum saatnya diberikan Tuhan, tetap saja kekuasaan yang dikejar tidak bisa diraih. Ada orang yang tidak berambisi untuk menduduki jabatan tertentu, tapi tiba2 dapat amanah untuk duduk di kursi empuk. Banyak contoh dimana orang mengejar jabatan mati2an tapi gagal, malah beberapa calon Kepala Daerah yang gagal, ada yang gila alias hilang ingatan. Ini menunjukkan bahwa kekuasaan tidak bisa dikuasai oleh manusia kecuali atas seizinNya.
Cara Meraih Kekuasaan.
Banyak cara untuk memperoleh kekuasaan.
Dari yang illegal ekstrim berdarah, misalnya perebutan kekuasaan dalam suatu negara dengan cara kudeta, sampai dengan cara demokratis melalui pemilihan yang ditentukan rakyat.