Mohon tunggu...
Hurwanto Handoro
Hurwanto Handoro Mohon Tunggu... Guru - Pencari inspirasi

Karena manusia hebat itu manusia yang bisa memberi inspirasi pada sesama.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rindu yang Menua

20 September 2020   20:15 Diperbarui: 20 September 2020   20:36 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dengan apa harus kutebus

Kasih pancaran jiwa tulus

Dengan apa harus kubayar

Cinta mesra yang memancar

Tiada putus lisan berdoa

Atas besarnya rindu di dada

Dulu kita selalu bersama

Tepis tangis hadirkan tawa

Dulu kita tak pernah terpisah

Pagi ke pagi hati berseri

Bergandengan tangan kemanapun pergi

Musim berubah, pohon tiada berbuah

Berguguran daun kini tak lagi rimbun

Masa lewati masa aku tumbuh dewasa

Kita yang berdekatan kini berjauhan

Manis kebersamaan sulit diwujudkan

Kutelan paksa rasa pahit ini

Pahitnya rasa tanpamu kasih

Deru rindu buru-buru pikirkanmu

Deru rindu guncang jiwaku

Jiwa pendamba belahan jiwa

Jiwa yang mungkin sedang luka

Karena kutinggal berkelana

Jiwa yang mungkin sengsara

Karena tak bersandingan raga

Raga terpisah jarak jiwa terikat sukma

Karena aku tak mampu lupakanmu

Kumohon percayai aku

Percaya pada pewujud mimpi

Wujudkan cita bangga mengabdi

Panjang umur duhai kekasih

Kutahu masa mudah buatmu tua

Panjang umur wahai cinta

Harus kau tahu kaulah rinduku

Rindu yang semakin menua

Salam takdzim penuh rindu

Merindumu hai kedua orang tuaku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun