Disclaimer : Ingin nulis fiksi, tapi kurang berbakat. Meski tak fasih, tetap bersemangat.
Bang Marwoto baru saja membeli satu pack kartu remi. Bekal piknik bersama keluarga kecilnya ke Pantai Pasir Putih di Malang. Dasar punya bakat terpendam untuk jadi penjudi, begitu sampai di pantai dengan semangat Bang Marwoto mengajak anak dan isterinya untuk bermain kartu.
"Yang gampang-gampang sajalah, main cangkulan saja," bujuknya ke anak dan isteri.
"Kenapa ya Yah, namanya cangkulan? Di sekolah temen Andi bilang namanya Minuman," tanya anak yang paling kecil, dia yang paling cepat menyetujui keinginan ayahnya untuk main kartu.
"Ya apa sajalah, pokoknya aturannya sama," jawab Bang Marwoto yang dengan tidak sabar sudah mulai mengocok kartu.
Keluarga kecil itu pun main cangkulan di bawah rindangnya pohon kelapa. Bang Marwoto memang berbakat jadi penjudi, dua putaran dia terus menerus yang keluar jadi pemenang.
Namun saat dia membagi kartu untuk putaran ketiga, dia lihat kali ini kartu yang dia pegang semuanya kecil-kecil. Bang Marwoto yang tak ingin rekor kemenangannya tercoreng diam-diam memutar otak.
"Tahan ... tahan ...," serunya menghentikan si isteri yang siap-siap melemparkan kartu pertama.
"Tunggu dulu, rasanya bosan ya main cangkulan begini-begini saja. Bagaimana kalau aturannya kita ubah? Sekarang yang nilainya lebih kecil yang menang," ujar Bang Marwoto dengan senyum lebar di wajahnya.
"Halah kok aneh to Pak? Main cangkulan, masa kartu kecil menang lawan kartu besar?" tanya isterinya heran.