Mohon tunggu...
Handoko
Handoko Mohon Tunggu... Programmer - Laki-laki tua yang masih mencari jati diri.

Lulusan Elektro, karyawan swasta, passion menulis. Sayang kemampuan menulis cuma pas-pasan. Berharap dengan join ke kompasiana, bisa dapat pembaca yang menyukai tulisan-tulisan receh saya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

2024 Masih Lama tapi Saya Sudah Tahu Capres Pilihan Saya

10 September 2021   10:13 Diperbarui: 10 September 2021   10:18 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagian dari berdemokrasi itu, salah satunya adalah memilih orang yang dipercaya untuk menjalankan pemerintahan negara ini. Sebuah perayaan demokrasi yang terjadi tiap lima tahun sekali. Mengapa dikatakan perayaan atau pesta? Ya karena sejatinya kekuasaan rakyat akan dipertontonkan pada momen-momen ini.

Setelah lima tahun lamanya, para pemimpin duduk di atas singgasana, menyandang kuasa dan memberikan perintah-perintah. Maka pada momen-momen ini, mereka turun ke bawah dengan tangan menengadah.

Meletakkan diri mereka di bawah tatapan ratusan juta pasang mata, yang akan menilai mereka sebagai juri. Memilih siapa yang mendapat kepercayaan lima tahun berikutnya, dan siapa yang harus bersiap gigit jari.

Biasanya pada tahun tersebut, mulailah riuh rendah di warung-warung kopi, angkringan, perkantoran dan tentunya juga di dunia maya. Diskusi tentang siapa yang layak dipilih dan mengapa.

Tapi bagi saya, siapa sosok capres pilihan saya, sudah muncul sejak beberapa tahun yang lalu. Sejak terjadinya persaingan ketat, antara P. Jokowi dengan P. Prabowo. Pada saat melihat black campaign dan politik ketakutan dijalankan kedua belah pihak sama sengitnya. Sampai-sampai negara ini seperti terbelah jadi dua.

Sejak saat itu sudah mulai terbentuk dalam benak saya, sosok calon presiden yang saya inginkan.

Jadi kalau saya coba mengamat-amati, masa pemerintahan satu presiden ke presiden berikutnya, sepanjang hidup saya ini; saya melihat bahwa tiap presiden tentu memiliki satu warna tersendiri dalam pemerintahannya. Ada satu tema yang akan terasa menonjol dalam pemerintahannya. Tentu saja yang namanya pemerintahan itu kompleks dan mereka harus memiliki kebijakan untuk semua bidang yang ada (ipoleksosbud hankamnas), akan tetapi tetap tiap individu tentunya memiliki kecenderungannya untuk memprioritaskan salah satu (idealnya tanpa melupakan yang lain).

Masa pemerintahan P. Harto, kita kenal dia sebagai "Bapak Pembangunan". Prioritasnya adalah pembangunan dan atas nama pembangunan maka tangan besi pun digunakan. Lepas dari berhasil atau tidak, kita bisa meraba-raba, kira-kira apa prioritas beliau.

Masa pemerintahan P. Habibie, jelas sebagai presiden transisi, prioritasnya menyiapkan pesta demokrasi pertama setelah era reformasi.

Masa pemerintahan Gus Dur, maka yang tertangkap adalah konsolidasi status NKRI, hingga beliau terus menerus bergerak di dalam dan di luar negeri. 

Masa pemerintahan Ibu Mega, saya kurang paham, mungkin karena masih kelanjutan dari pemerintahan Gus Dur dan gejolak awal-awal reformasi saat itu.

Masa pemerintahan Pak SBY, dari iklan-iklannya saat kampanye saja sudah cukup jelas, prioritasnya adalah pemberantasan korupsi. Lagi-lagi seperti komentar saya tentang pemerintahan P. Harto, lepas dari berhasil atau tidak, setidaknya itu prioritas yang terlihat.

Kemudian saat ini, yaitu masa pemerintahan P. Jokowi, pemerataan pembangunan dan peletakan pondasi untuk menjadi negara industri. Mulai dari pembangunan infrastruktur, pemindahan ibu kota, fokus pada pembangunan di luar Jawa,BEKRAF, dst. Tentu ada kebijakan lain, tapi secara prioritas, menurut saya itu yang terasa (subyektif memang dari kacamata saya). Sebuah kerja besar untuk membangun pondasi, bagi Indonesia di masa depan.

Jadi setiap presiden, memiliki sebuah prioritas di benaknya, membawa semangat atau spirit, yang akan mewarnai kebijakan-kebijakan mereka.

Maka saya pun mulai berpikir, calon presiden seperti apa yang saya inginkan? Presiden dengan prioritas dan semangat apa yang ingin saya percaya untuk menjalankan pemerintahan?

Saya terinspirasi sebenarnya dengan apa yang P. Jokowi coba lakukan semasa pemerintahannya, yaitu membangun pondasi untuk kehidupan negara ini puluhan bahkan ratusan tahun-tahun ke depan. Hanya saja pada titik mengenai pondasi seperti apa yang dibutuhkan oleh bangsa ini, saya sedikit berbeda pendapat dengan P. Jokowi. Pendapat saya ini timbul dari sudut pandang saya yang merasakan panasnya hawa politik di satu dekade terakhir ini.

Bagaimana dalam era demokrasi, bisa muncul dua kubu yang hampir sama kuatnya dan bersaing begitu ketatnya, begitu berapi-apinya, sampai-sampai seakan negara ini terbelah.

Yang muncul dalam benak saya kemudian adalah sebuah pertandingan sepak bola antara dua tim yang sama kuat keinginannya untuk menang, level skillnya mirip, level energi-nya juga mirip, semangatnya sama-sama menggebu, dst. Seharusnya pertandingan itu akan menjadi pertandingan legendaris yang menginspirasi banyak pemain bola, tapi pertandingannya jadi buruk karena wasitnya tidak berwibawa!

Wasitnya tidak bisa dipercaya. Wasitnya tidak berwibawa! Wasitnya dipandang berat sebelah.

Akhirnya yang terjadi penonton di tribun berteriak dan melemparkan batu ke lapangan. Wasit yang jadi keder, mulai membiarkan terjadi pelanggaran-pelanggaran keras. Pemain emosinya naik dan terjadi semakin banyak pelanggaran. Akhirnya bukan sebuah permainan cantik dan ketat yang terjadi, tetapi sebuah pertandingan yang keras dan menimbulkan perasaan tidak puas di kedua belah pihak.

Sehingga yang terpikir dalam benak saya, untuk membangun bangsa ini, salah satu pondasi yang harus diprioritaskan terlebih dahulu adalah "PENEGAKAN HUKUM". Hukum harus bisa tampil berwibawa. Penegak hukum bukan ditakuti, tetapi dipercaya dan berwibawa. Mereka hadir sebagai penengah yang keputusannya bisa diterima oleh semua pihak karena keadilan benar-benar dipegang.

Bukan cuma sekedar pemberantasan korupsi, seperti pada masa pemerintahan Presiden SBY, tetapi sebuah pekerjaan yang lebih besar dan menyeluruh, yaitu mengembalikan wibawa hukum, institusi hukum dan aparat hukum.

Jadi siapa calon presiden pilihan saya? Calon presiden pilihan saya, adalah orang yang memiliki ketegasan, integritas, pemahaman dan kemauan untuk memperbaiki penegakan hukum di Indonesia.

Jangan lagi ada kata-kata hukum hanya tajam ke bawah, tapi tumpul ke atas.

Jangan lagi ada bisikan-bisikan tentang hukum dipakai oleh pihak yang berkuasa.

Jangan lagi aparat penegak hukum itu ditakuti, tapi justru kehadiran mereka membuat rakyat merasa terlindungi.

Sehingga setiap pagi, para bapak hakim, jaksa dan polisi, akan menghadapi hari dengan dada terbakar oleh semangat keadilan yang berapi-api. Dadanya membusung, tatapan matanya tajam, langkah kakinya tegap berjalan dengan kebanggaan pada profesi yang mereka jalani.

Sampai Ratu Sima pun tersenyum bangga, melihat anak cucunya bukan hanya mengingat dia hanya sebagai sebuah cerita, tapi hidup memegang nilai yang dia percaya.

Salam ...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun