Mustahil.
Jadi marilah kita ambil pelajaran dari pengalaman kita itu. Jangan mudah menentukan siapa benar dan siapa salah dalam sebuah peristiwa perang.
Apalagi yang terjadi di Afghanistan adalah sebuah perang saudara. Lepas dari keberadaan Amerika Serikat di sana, mereka yang bertikai masihlah sesama saudara sendiri.
Jadi jangan terburu bersorak merayakan.
Justru mungkin mestinya kita semua duduk diam dan terpekur. Mengapa sesama saudara seiman, sesama saudara sebangsa, bisa sampai saling membunuh?
Apa yang salah?
Mungkin perang yang cukup sederhana untuk menentukan benar dan salah itu, adalah perang untuk mempertahankan negara.
Hampir bisa dipastikan, mereka yang berjuang untuk mempertahankan kedaulatan negaranya adalah benar.
Eits... Tunggu dulu, itu pun masih ada kisah Kumbakarna, pahlawan yang rela mati demi membela kedaulatan tanah airnya, tapi rohnya tak bisa tenang karena ada hal-hal yang luput dari pertimbangan-nya.
Jadi tahan dulu sorak-soraimu kawan, coba renungkan lebih dalam sebelum engkau bersorak.
Bahkan kalaupun Taliban itu pahlawan di duniamu, mungkin pada akhirnya tetap kau akan berakhir menunduk dalam duka.Â