Mohon tunggu...
handika putra
handika putra Mohon Tunggu... penulis -

Bekerja sebagai penulis lepas hanya di kompasiana juga menulis beberapa novel. umur 17,5 tahun Sedikit mengeluarkan artikel motivasi dan juga Artike Gaya Hidup juga Cerpen.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Winter Love Korea

7 Agustus 2015   09:53 Diperbarui: 7 Agustus 2015   10:06 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Chae Yoo dan Song Mi yang dari tadi sibuk nonton opera sabun itu langsung meledak dengan ejekan-ejekan.
“Jung Eun, jujur aja. Kamu suka si Jung Ha kan?” Goda Song Mi.
“Gak!”
“Ayolah, kami tahu kamu suka Jung Ha,” kata Chae Yoo.
“Agh, enggak ya enggak!” Bantah Jung Eun.
“Yaudah, nanti ngambek. Yuk balik ke kelas. Pelajaran udah mau mulai nih,” ajak Song Mi.
“Yuk,”

“Annyeong, murid-murid. Saya Miss Laura, guru bahasa inggris,” kata Miss Laura.
“Saya dari inggris langsung dan mohon kerja samanya. Maaf kalau bahasa korea saya tidak begitu bagus,” kata Miss Laura. Murid-murid mengangguk. Pelajaran berjalan lancar. Sangat lancar.
“Jung Ha, kamu perankan Victor. Jung Eun, kamu perankan Angely. Sun Yeong perankan Gladys. Han Yeoul perankan Jacob,” kata Miss Laura. Ya, kami akan memainkan film di pertengahan semester nanti. Kisah romance karya sutradara terkenal dari Jepang. Jung Eun sangat ahli berakting. Jung Eun sudah sering main film. Jung Ha? Tidak tahu. Lihat saja nanti.

“Ani, Victor! Saranghae!” Jung Eun mulai berakting.
“Angely, dangsineun maeu yeppoyo, dangsineun aju ttokttokhaeyo, dangsineun aju heungmiga issoyo, dangsini nuni aju areumdawoyo, dangsineui morikharakeun maeu gilgo gonganghaeyo, dangsineun jongmal daedanhaessoyo. Saranghae, Angely,” Jung Ha juga mulai berakting.

Jung Ha lalu memeluk Jung Eun. Wajah Jung Eun sangat merah. Jantungnya berdegup kencang.
“Cut! Bagus. Bravo, Jung Ha, Jung Eun,” kata Sakada sensei.

Jung Eun memaksakan diri untuk tersenyum, meski ia nggak terlalu in the mood untuk tersenyum. Hanya sedikit saja bagian dari akting tadi sudah cukup membuatnya berdegup kencang. Bagaimana lah kelanjutan film ini.
“Hei! Hebat! Jung Eun! Kamu tadi pelukan sama Jung Ha nie… Cieee…” Ledek Chae Yoo. Pukulan sayang mendarat di bahu Chae Yoo.
“Enak saja,” kata Jung Eun.
“Bener kan tadi itu,” kata Song Mi ikut-ikut.
“Ih! Kalian ini. Eh, Gon Woo! Chae Yoo rindu nih!” Kata Jung Eun memanggil Gon Woo. Chae Yoo memang menyukai Gon Woo. Gon Woo menaikkan alisnya lalu mengangkat bahunya. Chae Yoo terdiam lalu menyerbu Jung Eun.
“Ah, ini pas banget. Jun! Jun! Liat Song Mi! Dia lagi day dream tentang kamu! Huwaaaa!” Jung Eun diserbu lagi sama Song Mi. Yup. Lagi-lagi. Song Mi suka Jun. Jun pura-pura nggak dengar lalu pergi dengan wajah merah pura-pura gak peduli. Jun sebenarnya menyukai Song Mi. Gon Woo juga menyukai Chae Yoo. Akhirnya, mereka berhenti. Mereka sudah cape. Mereka lalu masuk ke kelas melanjutkan pelajaran.

Bel pulang sekolah pun berbunyi.

“Jung Eun, hari ini kamu pulang sendiri ya, aku sama Chae Yoo harus tambahan pelajaran. Sori ya,” kata Song Mi. Jung Eun mengangguk.
“Bye,”
“Bye-bye,”

Jung Eun lalu pulang sendirian. Selama di perjalanan, Jung Eun merasa diikuti. Firasatnya benar. Ia diikuti oleh penjahat yang kemungkinan stres makanya menjadi penjahat. Penjahat itu lalu menyergap Jung Eun saat Jung Eun memasuki gang short cut ke rumahnya.

“Serahkan uangmu!” Seru penjahat itu.
“A-aku nggak punya uang…” Kata Jung Eun ketakutan.
“Tidak ada alasan! Berikan!” Seru penjahat itu lagi.
“A…ku memang t-tidak punya uang… Be-benar…” Jawab Jung Eun semakin takut ketika melihat penjahat itu mengeluarkan pisau.
“Cepat!” “A-aku benar-benar nggak punya uang…” Kata Jung Eun setengah menangis. Penjahat itu mendekatkan pisau itu ke Jung Eun.
“Tolong!” Pekik Jung Eun ketakutan.
“Diam!” Seru penjahat itu sambil makin mendekatkan pisau ke Jung Eun.
“Hei! Lepaskan dia!” Seru seseorang, Jung Ha!
“J-jung Ha…”

“Menjauh atau dia akan menjadi mayat!” Seru penjahat itu.
“Lepaskan dia! Apa yang kau inginkan?!” Seru Jung Ha.
“Serahkan semua uangmu!” Seru penjahat itu. Jung Ha mengeluarkan dompetnya dan menunjukkan isinya pada penjahat itu.
“Lepaskan dia dan kuberi kau dompet ini,” kata Jung Ha.
“Baik. Jatuhkan dompet itu!” Seru penjahat itu. Jung Ha menjatuhkan dompetnya. Si penjahat lalu melempar Jung Eun ke arah Jung Ha lalu kabur dengan dompet Jung Ha.

Jung Eun menangis di pelukan Jung Ha.
“Kau baik-baik saja?” Tanya Jung Ha.
“Ne. Mianhae, Jung Ha. Dompetmu dan uangmu diambil penjahat itu,” kata Jung Eun.
“Tidak apa. Isinya hanya sedikit. Aku bisa isi lagi,” kata Jung Ha. Jung Eun terus menangis.
“Sstt… Sstt… Ayo dong, jangan nangis,” bujuk Jung Ha.
“I-iya, Iya,” Kata Jung Eun sambil tersenyum
“Gitu dong. Yuk, kutemenin pulang,” kata Jung Ha sambil membantu Jung Eun berdiri.
“Ya… Gomawo, Jung Ha,” kata Jung Eun. “Ne,”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun