sepak bola, relatif hanya ada sedikit hal yang dapat dihitung." Ungkap Luis Amaral, seorang profesor kimia dan rekayasa biologi dari Northwestern University.
"DalamAmaral dan rekan-rekannya yang sejak 2010 lalu memprakarsai penelitian mengenai bagaimana sepak bola dapat diterjemahkan lewat data, telah mengindikasikan bahwa tidak semua pergerakan pesepak bola di atas lapangan bisa dibaca sebagai sebuah keterhubungan.
Claudio Marchisio eks gelandang Juventus yang kini sudah gantung sepatu, adalah contoh paling riil. Betapa performanya yang secara statistik selalu tercatat kurang istimewa, namun posisinya di dalam kebutuhan skema taktis tim begitu vital dan sangat tak tergantikan.
Faktor x yang dimiliki Marchisio, seolah mengungkap variabel-variabel yang hingga kini masih belum mampu diformulasikan oleh perhitungan statistik. Bagaimana "pergerakan tanpa bola" yang kerap diperagakan oleh Marchisio, bagaimana cara ia mengomandoi rekan-rekannya di lini tengah, hanya mampu dibaca oleh akal budi manusia, bukan oleh hitung-hitungan statistik.
Di kalangan pemerhati sepak bola, Marchisio memang dikenal sebagai pemain yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Ia tahu bagaimana caranya melakukan pergerakan yang efisien, membuka ruang, mengintimidasi serta memancing pergerakan lawan, hingga membuat mereka melakukan kekeliruan di daerah pertahanannya sendiri. Ajaibnya, kemampuan itu dilakukan saat dirinya tidak sedang menyentuh ataupun membawa bola.
Karakteristik Marchisio inilah yang masih belum ditemukan formulasinya untuk bisa diterjemahkan ke dalam perhitungan statistik. Maka tak heran, sebaik apapun Marchisio melaksanakan tugasnya. Statistik lebih sering memberinya rapor 6 atau bahkan 7. Sangat-sangat tidak adil.
Begitu sedikitnya skor yang dihasilkan Marchisio dalam hitung-hitungan statistik, menjadikan dirinya sebagai pemain yang juga sulit sekali diterjemahkan secara algoritma.
Algoritma memang bisa memprediksi probabilitas gaya bermain, area bergerak favorit, serta ke arah mana pemain akan melepas umpan. Tetapi dengan catatan, data-data yang menopangnya itu haruslah kuat.
Fenomena Marchisio yang seolah menjadi "lubang" dalam ilmu pengetahuan analisis sepak bola, sebetulnya telah coba ditambal oleh banyak peneliti.
Berbagai eksperimen melalui teknologi hingga kecerdasan buatan, terus dikalibrasikan guna memecahkan fenomena Marchisio dan banyak pemain lain yang setipikal.
Perusahaan Match Analysis dari Amerika Serikat, yang menjadi rekanan Major League Soccer dalam penyajian data. Bahkan telah sampai menggunakan teknologi K2 Panoramic Video, dalam melakukan pelacakan dan pengumpulan data pesepak bola di atas lapangan secara lebih akurat.