Bukan Mario yang kehilangan Juventus. Tetapi sebenarnya Si Nyonya Tua-lah yang akan kehilangan Mario. Karena ia satu-satunya.Â
Namun jaman memang sudah berubah. Sepakbola kini sudah menjadi industri. Dan kini, Juventus tengah melihat sesuatu yang sepertinya sama persis, dengan apa yang dilihat oleh pemilik lahan yang digarap Pak Slamet saat itu.
Sesuatu yang menjanjikan keuntungan lebih cepat, menjadi buah bibir berulang-ulang, di mana-mana, berminggu-minggu.
Sesuatu yang tentu saja amat mustahil didapatkan dari kerja keras Mario Mandzukic, bahkan jika ia mengerjakannya berkali-kali lipat sekalipun.
***
Tulisan ini diketik di sela perjalanan saya, solo riding dengan sepeda motor, dari Jakarta menuju Malang.
Cerita perjalanan absurdnya bisa diikuti di akun Twitter Juventini Garis Lucu @juve_gl
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H