Pendeknya Edison dikeluarkan dari sekolahnya dan hari-hari berikutnya ia dididik oleh ibunya sendiri.
Peran seorang ibu yang luar biasa ini mampu mengajar, mendidik, dan menjadikannya seorang yang jenius pada abad kehidupannya, sesungguhnya Edison adalah penderita disleksia.
Ia sulit beradaptasi dengan situasi belajar yang statis dan ia tidak betah duduk diam di dalam kelas namun, si ibu mendidik dengan memberi kebebasan kepadanya untuk berkreasi sesuai kemampuannya sendiri dan jadilah si Thomas Alva Edison yang namanya terukir di setiap benak orang yang pernah belajar di sekolah, mulai dari kanak-kanak sampai dewasa.
Menyimak kisah di atas, sadarilah wahai para ibu bahwa peran ibu itu teramat 'mulia'. Itulah sebabnya penulis memberi judul tulisan ini dengan 'Motivasi Jitu Seorang Ibu'.Â
Jadilah ibu-ibu yang kreatif dan inovatif agar dapat mengemas dan menyajikan pembelajaran yang bermutu, menarik dan menghibur (edutainment) bagi putera/puterinya.Â
Mari kita jaga jangan sampai dunia pendidikan mengalami 'lost generation' akibat PJJ atau bahkan nantinya siap menghadapi ancaman Education Death akibat pandemi covid-19.Â
Mari kita lakukan kerjasama yang baik, beradaptasi dengan Kebiasaan Baru. Masa  pandemi covid-19 saat ini dapat dijadikan momentum kebangkitan pendidikan di tanah air Indonesia tercinta.
Jakarta, 3 Agustus 2021
Salam penulis: E. Handayani Tyas, Universitas Kristen Indonesia -- tyasyes@gmail.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H