Bagi mereka yang mempunyai 3 atau 4 orang anak, tiga di antaranya masih duduk di bangku SD dan satu lagi SMP. Kondisi ini menjadi luar biasa repotnya.Â
Orangtua cq ibu dan ayah semua berjuang di bidangnya masing-masing; si ibu sampai rela mengundurkan diri dari pekerjaannya karena mau sungguh-sungguh mengurus anak-anaknya; sedangkan si ayah harus berjuang mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga dan keluarganya.Â
Semuanya (se isi rumah) berjuang namun, hasilnya belum tentu memuaskan. Di sini kekuatan motivasi intrinsik dan ekstrinsik masing-masing anggota keluarga sangat diperlukan.
Beberapa waktu yang lalu, penulis menerina telpon dari seorang ibu yang menyampaikan keluh-kesahnya tentang mendampingi anak-anaknya dalam belajar di rumah atau sekolah dari rumah.Â
Dalam hal internet, si ibu tidaklah awam sama sekali, karena dulunya ia juga karyawati di sebuah perusahaan. Singkat cerita, penulis berusaha memposisikan diri sebagai pendengar yang baik; setelah  ia puas curhatnya, gantian penulis menyampaikan tanggapan sebagai berikut:
Pikiran ini melayang ke peristiwa sekian ratus tahun yang lalu namun, tak akan lekang oleh waktu. Dialah tokoh yang sangat terkenal dan pastinya jasanya akan dikenang setiap orang sepanjang masa; yaitu Thomas Alva Edison -- siapa dia?Â
Ia lahir di Milan, Ohio, Amerika tanggal 11 Februari 1947 dan meninggal di West Orange, New Jersey, Amerika pada tanggal 18 Oktober 1931. Se waktu ia masih kecil, pernah dikeluarkan dari sekolah oleh gurunya.Â
Siapa sesungguhnya orang itu? Di antara penemuan-penemuannya yang penting adalah Bola Lampu Pijar. Bisa dibayangkan seandainya di dunia ini tidak ada bola lampu, betapa repotnya jika di dunia ini hanya mengandalkan cahaya bulan atau lentera atau lilin untuk penerangan di malam hari.
Ibu dari Thomas Alva Edison yang bernama Nancy Matthews Elliot, adalah seorang ibu yang luar biasa, motivator jitu bagi nya. Kalau sang guru di sekolahnya merasa tidak sanggup mengajar Edison.
Bahkan men-cap dirinya sebagai anak yang sulit diajar dan kacau namun, si ibu dengan kreativitasnya yang benar-benar hebat; sambil menangis beliau meneriakkan  bahwa Edison adalah anak yang jenius!Â
Padahal sesungguhnya yang tertulis di surat itu bunyinya: "Putra Anda (Thomas Alva Edison) adalah seorang anak yang bodoh, kami tidak mengijinkan anak Anda bersekolah lagi di sini".Â