Selain harus berduel dg wingback, man marking dan pertahanan berlapis sudah pasti di persiapkan juga oleh wingback dan centerback lawan.Pemain bergerak berlawanan dengan phasing bola yang akan diberikan ke kawan ternyata efektif mengecoh lawan, daripada dribbling individu
![1403358745408736601](https://assets.kompasiana.com/statics/files/1403358745408736601.jpg?t=o&v=555)
Typikal permainan wingback dan sayap U19.
Pada pertadingan melawan Yaman, Tampak Fathur memberikan umpan kepada Ilhamudin.
Menurut sy, posisi pemaini sayap U19 sering terlalu berada di pinggir lapangan, (ket : bandingkan Gambar Pola serang City di Atas)
Selain pola pasing seperti ini yang mudah di antisipasi lawan, apalagi jika lawan membuat marking berlapis. Dengan demikian pemain sayap juga terlalu habis energinya untuk melayani duel satu lawan satu dengan wingback.
Terlebih sering kita dapati, bola penyerangan sayap spt ini mudah untuk di tekel lawan sehingga bola keluar, dan hilang peluang karena lawan sudah berkonsolidasi untuk sisi pertahanan.
Kotak Pink : Ilhamuddin hanya menyisakan ruang yang sempit. Â Sebaiknya bisa agak ke tengah, sehingga ketika terjadi man-to man marking, masih ada ruang untuk menyodorkan bola ke posisi yang lebih pinggir tanpa kehilangan ruang gerak dan di selesaikan dengan kecepatan.
Winger U19 jg masih sering delay ketika bola sudah ada di 1/3 akhir ruang lawan.
Sudah selayaknya Ada porsi latihan passing ke belakang dg tumit (-180 derajat) ala backhill dan juga passing ke kesamping (90 derajat)
Terbukti, sering hal hal kecil tersbut dalam pertandingan mampu berbicara banyak untuk mengecoh lawan yang sudah menutup gerak salah satu pemain.