Mohon tunggu...
Handarbeni Hambegjani
Handarbeni Hambegjani Mohon Tunggu... -

press any key to continue ...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Ini yang Perlu Gan Indra Syafri, untuk Performa Timnas U19

22 Juni 2014   04:02 Diperbarui: 20 Juni 2015   02:51 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertandingan U19 versus Sriwijaya U21 memang sudah berakhir. Namun, saya perlu ucapkan sukses kepada tim sriwijaya U21. Terlepas dari kekalahannya, menurut hanya faktor ketidak maksimalan kinerja Kiper. Mereka konsisten disiplin dengan zona masing masing dan berhasil membuat putus Asa Muckhlis Hadining dkk, Persis ketika U19 bertemu dengan Lebanon, bahkan sejak U 19 berada di Zona sendiri

Kemampuan Sriwijaya u21 dan Lebabon versus Timnas U19, jelas keunggulan stategi. Meski Strategi yang mereka terapkan sebenarnya lemah dengan menyisakan rongga di belakan. Tapi memberikan pressing kepada pemain U19 sejak di daerahnya sendiri, juga membuat U19 tidak bisa maksimal dalam bermain. Walhasil, bisa saya sebut Sukses Besar Sriwijaya U21

Sampai pertemuaan saat ini, termasuk Tim2 dari Timur Tengah, menarik untuk saya berikan catatan khusus rekam pertemuan u19 vs :

1. Pusam, yang bermain SUPER Pressing

2. Lebanon, yang bermain SUPER Disiplin

3. Sriwijaya U21, yang bermain Marking, Disiplin dan Pressing.

Jelas semalam, tidak nampak kenyamanan seorang Evan `Star` Dimas seperti yang terlihat sebelumnya. Karena jelas,  ia sudah mendapat pressing sejak zona sendiri.  Biasanya, Evan akan nyaman bermain ketika lawan sedikit menunggu dengan berada di setengah lapangan daerahnya. Sebab dari daerah setengah lapangan lawan, Evan dengan umpan yang aduhai akurat sangat mudah untuk menyodorkan kepada pemain Winger : Maldini/Ihamuddin.

Kemudian, meski gol juga di ciptakan oleh Paulo Oktavianus, menghadapi team yang bermain marking dan disiplin, nampak juga Paulo tidak bisa bermain nyaman menghadapi Sriwijaya u21 semalam. Banyak bola yang hilang ketika ia di pressing.

Selalu perlu strategi2 yang cadangan sebagai Plan A,B,C dalam sepak bola, dan tidak bisa mengandalkan kemampuan Individu secara teksbook.

Kemudian untuk Kiper Ravi, sayang sekali goal yang terjadi oleh Pemain Sriwijaya, sangat mudah terjadi dan tidak terjangkau ketika terjadi duel 1-1, terlepas itu kesalahan center back yang tidak mampu mengantisipasi bola.

Saya tidak tahu bagaimana menurut ukuran dokter fisioterapi Timnas U19, tpi kalo dalam dunia bela diri, lumrah seorang anggota untuk berlatih menggunakan barbel (barbel kaki) selama kurun beberapa waktu.

Saya sendiri juga sudah membuktikannya. Manfaat yang dapat dirasakan, mendapatkan kemampuan tendangan yang lebih cepat selain juga tubuh bisa menyesuaikan beban kaki secara lebih ringan. Mungkin karena kerja otot yang bekerja lebih ringan ketika di saat lain tidak menggunakan Barbel, karena sebelumnya sudah dilatih untuk beban yang lebih.

Atas dasar ini (sebalumnya silahkan tanya kepda ahli beladiri) kalau boleh memberi masukan, bila memungkinkan, bisa di ujicoba penggunaan beban di kaki untuk berlatih melompat. Dimana, saya yakin kalau kita mau memanfaatkan dengan benar, berguna melatih untuk mendapatkkan kemampuan jumping (melompat) yang lebih tinggi.

Untuk pemain Depan, kepada Mukhlis, so far so good, tidak mudah jatuh, dan juga dengan mental berani berduel dan menerima ban sebagai pemain depan. Jelas tidak Mudah, harus punya Ego yang Besar dan rasa nyaman di posisinya ini.

Tpi saran saya, setelah melakukan serangan, teruslah bergerak dan carilah moment moment untuk mendapatkan bola rebound, tidak terpaku menunggu Evan Dimas dalam kondisi spt ini.

Untuk selanjutnya, masukan saya, menyarankan kepada seluruh pemain untuk sering sering melihat proses gol2 tim2 bagus. Lalu tetap dalam koridor Instruksi pelatih, terkhusus Iham, Muckhlis, Maldini, Eevan, Paulo bisa mengambil pelajaran bagaimana memposisikan dirinya, dan mampu membangun komunikasi lebih intens untuk mengaplikasikannya di lapangan.

Secara strategi permainan, ke depan, tentu Timnas u19 akanmengahadapi Team lebih disiplin, lebih pressing danlebih menyiapkan strateginya.

Kalau setuju sih, he he,, namnay juga komentator samping rumahann,,,,,  memberi masukan  kepada Team pelatih. Yakni perlu memberi porsi latihan dan strategi tambahan yang diaplikasikan secara lebih paten untuk permainan, yakni permainan pola segitiga ketika sudah di sepertiga daerah lawan dan tidak terpaku pada target pencapaian kotak 12 besar oleh pemain sayap.

Styrategi tersebut disiapkan juga selain opsi tendangan dari Luar kotak pinalti, sepertiyang pernah di lakukan Hansamu, Hargianto, Paulo. Tapi mennuruut saya, hanya sebagian kecil di dunia ini yang  di beri Anugrah talenta, seperti Backham. Dan kita pun bisa melihat, goal2 tersebut saya baca lebih banyak terjadi karena adanya unsu `Luck` yang Besar.

Karena, analisa saya megnatakan,  misalnya dari 20x tendangan jarak jauh, sy kira kemampuan pemain bola rata rata hanya mampu melesakkan 1x gol akurat. Berarti peluangnya hanya fiftry firfty, atau malah hanya tigapuluh persen atau lebih rendah lagi, karena yang tujupuluh persen adalah faktor Luck. Jelas bukan sebuah opsi Briliant.

Akan lebih bagus bila pola tendanagn jarak jauh,  juga di barengi dengan positioning pemain Depan Timnas U19 di daerah depan gawang lawan, untuk mencari moment bola rebound.  Namun selain itu, Perlu tanbahan pola serang, yang pada tulisan ini --menurut bahasa saya-- yakni melakukan Pola permaian segitiga. Karena yang saya lihat,  potensi pemainU19 dalam menjalankan pola ini jauh lebih besar dan potensial , dibanding permainan one-two yang mengandalkan kecepatan spt di Timnas u23 asuhan Aji Santoso, dalam membongkar marking dan kedisiplinan lawan.

Dan selama terpaku pada pergerakan sayap untuk mampu duel dengan wing back lawan lalu menyodorkan umpan tarik ketika mendekati wilayah kotak 12, menurut saya, hanya sebuah strategi dan pola serangan yang terlalu berharap pada kondisi Ideal.

Itulah dalam beberapa pertandingan terakhir, ketika team lawan sudah mengantisipasi hal ini, maka bola mudah di patahkan lewat tekel tekel, yang berakhir bola keluar lapangan dan hilanglah peluang karena pemain lawan dari Timnas u19 sudah berkonsolidasi di daerah pertahanan mereka.

Dibawah, sy siapkan beberapa screen shoot goal serta analisa bola tingkat samping rumah, bila bila boleh di dengarkan oleh Team Pelatih U 19, atau siapa yang punya koneksi untuk berkomunikasi dg mereka. :-)

Juga analisis permainan Timnas yang sy rasa punya potensi kemirip dg permainan City atau AC milan ketika bertanding di Piala Audi beberapa waktu lalu.

Refernsi/Suber Gambar : Sreen shoot Video Youtube.

Analisa  : Salah satu peluang Ihamuddin yang terkonversi menjadi Goal ketika berhadapan dengan Korea

Typikal permainan u19, pemain sayap , menerima umpan diagonal atau umpan terobosan, lalu berlari bergerak mendekat kotak 12 untuk memberikan umpan tarik Akurat.

Tetapi pada beberapa pertandingan terakhir, terpatahkan oleh strategi lawan yang bermain pressing, man marking di 1/3 ruang pertahanan mereka dan disiplin. walhasil, Evan dimas, menjadi jarang mendapatkan peluang `ideal` dan sempurna mendapatkan umpan tarik ideal dan menyelesaikannya..

14033585711343474830
14033585711343474830

Analisa : Permainan Chelsea, yang Typikal dengan pola yang diterapkan sayap U 19, Pemain sayap memberikan umpan tarik terukur, dan berbuah jadi Goal.

Namun, disini Pelu belajar dari pola serang chelsea, bahwa umpan tarik bisa lebih efisien, tidak harus mendekat ke kotak 12, karena bisa jadi hanya membuang kesempatan.

Jika pemain sayap tidak berlama lama mendelay bola (Sering ilham)  atau jg banyak gocek. karena pemain lawan sudah balik ke belakang untuk konsolidasi Pertahanan.

Tapi memaksimalkan kecepatan winger dalam berlari dan lansung menyodorkan umpan tarik kepada pemain tengah (Evan, Zulviandi, Hargianto atau Paulo)  sebelum pemain lawan berhasil berkonsolidasi di daerah pertahanan mereka.

14033585951982621297
14033585951982621297

Analisa :

Segitiga Permainan M.City, yang typikal juga dg yang dilakukan u19.  Menerima umpan diagonal, lalu pemain sayap bergerak cepat.

Perbedaanya, city tidak melakukan umpan diagonal panjang, karena jelas akan mudah terbaca lawan dan memberi pemain belakang lawan cukup waktu berlari menyambut arah bola seperti yang nampak pada permainan Timnas vs Sriwijayau21, yang bermakna terjadi potensi duel winger vs wingback lawan sangat besar.

Gambar diatas, mungkin lebih tepat kalo menurut bahasa saya, saya sebut sebagai pola segitga. Terbukti efektif bila di gabungkan dengan permainan pemain sayap.

Jika kita perhatikan pola serangan City ini, dengan gabungan pola segitiga diakhiri unpan lambung pendek yang di terima pemain sayap, maka pemain sayap bisa lebih efisien, tidak menghabiskan energi untuk duel dengan wingback.

Pola permainan pasing (ala tika taka) dan umpan diagonal panjang one-two, sering mengulang membuang kesempatan percuma.

Spt yang dapat kita saksikan yang dihadapi Mariando vs Putu Gede, Maldini dan Ilhamudin dg wingback Sriwijaya u21.

14033586512105198685
14033586512105198685

Analisa :

Pemain sayap mengecoh lawan dengan bergerak ke tengah, dengna tujuan supaya tetap meiliki ruang gerak menyodorkan bola dan mencari ruang melakukan umpan dari area arah pojok lapangan, menghindari bola keluar lapangan dan hilangnya peluang;

Kotak Pink: Pemain  adalah  membuka ruang gerak utk dirinya, sehingga ketika bola di sodorkan agak kesamping, tidak lansung tercutting oleh tekel pemain belakang lawan.

Garis  biru :  pola serangan u19, yg peluang menjadi sering hilang karena bola di buang lawan, dan habis menjadi tendangan pojok atau Lemparan saja

Bandingkan dengan positioning Maldini/Ihamudin sayap u19 yang sering terlalu di pinggir sehingga bola dapat direbut /tekel out oleh lawan. mereka mungki perlu tahu ini, atau jika sudah tahu, idealnya berlatih lebih banyak jg.

Check video Asli via Youtube.

1403358675536837104
1403358675536837104

Analisa :  Segitiga juga. City dan Goll!! Terbukti sangat Efektif dan perlu di asah sebagai inspirasi bagi pemain u19.

Semoga Team Pelatih U19 ada yagn membaca ini, dan melihat serta mampu menganalisa.  Untuk analisa lbh detail mugnkin bisa di bantu lewat melihat Video lengkap yang bisa di cari via Youtube pada Piala Audi beberapa waktu lalu.

Permainan segitiga : Setelah pemain sayap kanan membuka ruang gerak untuk dirinya, lalu memberikan umpan diagonal jauh ke sisi berlawanan dan diselesaikan dg pola segitiga.

Bola tidak terbuang Percuma oleh tekel lawan.

Pemain sayap bisa menghemat tenaga karena tidak selau perlu duel dengna wingback lawan.

Pola segitiga mematahkan man to man marking di daerah pertahanan lawan, karena lawan akan terfokus pada orang orang ke-2 penerima umpan.

Segitiga atau mungkin juga permainan segi empat, tentu akan menjadi sangat Efisien bila tiap pemain u19 sudah berkonsolidasi dalam masa latihan dan sefaham dengan pola ini.

14033587081134060239
14033587081134060239

Analisa : Pola Segitiga AC Milan, Terbukti sangat Efektif untuk mengejar ketertinggalan dari City.

Semoga Team Pelatih U19 ada yagn membaca ini, dan silahkan melihat di Youtube pola seranga yanga ada di video  gol Ac mIlan ini.

Pemain bergerak berlawanan dengan phasing bola yang akan diberikan ke kawan ternyata efektif mengecoh lawan, daripada dribbling individu, yang rentan di rebutnya bola.

14033587272075016484
14033587272075016484

Pola Segitiga Ala u 19,  Terbukti sangat Efektif dan perlu di asah.

Ini adalah gol ke-3 Evan ketika berhadapan dengan Korsel. Gol yang sangat menentukan kemenangan, karena Korsel berhasil menambah gol menjadi 2 di babak ke 2 beberapa waktu lalu itu.

Umpan dari Ilham yang di sodorkan kebelakang oleh Muchlis, lalu di terima Evan, terbukti efiesein untuk menghasilkan tendangan keras yang 80% sangat mungkin untuk di konversi menjadi goal, dibandingkan selalu bertumpu dan menuggu posisi gerak ideal winger, yakni  bergerak ke kotak 12 untuk memberikan umpan tarik.

Selain harus berduel dg wingback, man marking dan pertahanan berlapis sudah pasti di persiapkan juga oleh wingback dan centerback lawan.Pemain bergerak berlawanan dengan phasing bola yang akan diberikan ke kawan ternyata efektif mengecoh lawan, daripada dribbling individu

1403358745408736601
1403358745408736601

Typikal permainan wingback dan sayap U19.

Pada pertadingan melawan Yaman, Tampak Fathur memberikan umpan kepada Ilhamudin.

Menurut sy, posisi pemaini sayap U19 sering terlalu berada di pinggir lapangan, (ket : bandingkan Gambar Pola serang City di Atas)
Selain pola pasing seperti ini yang mudah di antisipasi lawan, apalagi jika lawan membuat marking berlapis. Dengan demikian pemain sayap juga terlalu habis energinya untuk melayani duel satu lawan satu dengan wingback.
Terlebih sering kita dapati, bola penyerangan sayap spt ini mudah untuk di tekel lawan sehingga bola keluar, dan hilang peluang karena lawan sudah berkonsolidasi untuk sisi pertahanan.

Kotak Pink : Ilhamuddin hanya menyisakan ruang yang sempit.  Sebaiknya bisa agak ke tengah, sehingga ketika terjadi man-to man marking, masih ada ruang untuk menyodorkan bola ke posisi yang lebih pinggir tanpa kehilangan ruang gerak dan di selesaikan dengan kecepatan.

Winger U19 jg masih sering delay ketika bola sudah ada di 1/3 akhir ruang lawan.

Sudah selayaknya Ada porsi latihan passing ke belakang dg tumit (-180 derajat) ala backhill dan juga passing ke kesamping (90 derajat)

Terbukti, sering hal hal kecil tersbut dalam pertandingan mampu berbicara banyak untuk mengecoh lawan yang sudah menutup gerak salah satu pemain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun