Strategi, Hasrat dan Kebagahiaan
Muhammad Ali, mengatakan. Pemenang Sejati Tidak didapat dari Arena Gymnasium. Pemenang sejati diperoleh dari apa yang ada dalam diri mereka. Sebuah Hasrat, Sebuah Impian dan sebuah visi ke depan.
Strategi survival yang baik, akan sangat luar biasa bila bisa menjadi bahan bakar dari sebuah hasrat yang membara. Namun, sedahsyat apapun hasrat yang dimiliki seseorang bisa kehabisan bahan bakar di tengah jalan, bila ia tidap pandai menempatkan dan mengatur tekanan hasrat itu. Karna hasrat bisa berunah menjadi bumerang bagi dirinya, alias sebab penekan diri yang secara perlahan akan menggerus habis oksigen yang ada dalam otak orang tersebut.
Untuk itu, ia harus mempertahankan diri untuk senantiasa tidak kehabisan kebahagiaan di tengah hasrat dan tujuan hidupnya. Manusia bahagia, adalah mereka yang mampu hidup dalam hasrat tapi tetap bisa menerima dan menghadapi kenyataan realitas hidupnya, alias tidak berubah secara langsung, tatapi juga tidak statis, melainkan terus ada reaksi sang pemenang sejalan dengna hasrat hatinya (Ryancetooz Blog, edited -pen)
[caption id="attachment_349385" align="aligncenter" width="130" caption="Diambil dari Facebook ( Sumber Orisinil Tidak Diketahui)"]
Dalam dunia percintaan anak muda, ada kata kata `Mencintai itu mudah, hanya membutuhkan hati yang siap untuk terluka`. Ingatlah betapa anda dengan mudahnya berseri ketika bertemu dengan lawan jenis yang dengan penuh antusias memberi perhatiannya kepada anda. Tapi ketika kedua insan tersebut memutuskan untuk memasuki ranah pernihkahan, apakah juga mampu merasakan kebahagiaan sebagaimana ketika ia pertama kali bergerak untuk jatuh Cinta?
Jatuh Cinta memang beda dengan Menjalani Cinta, dan menjalani Cinta itulah pernikahan, saya juga pernah menulilsnya secara khusus untuk hal ini.
Orang yang bahagia dalam pernikahannya, adalah yang bisa mempersiapkan suatu kebutuhan dalam menjalaninya, yakni hati yang siap untuk terluka. penikahan bukan cerita cinta monyet Abg yang lempeng2 lurus. Terkadang ada Percekcokan, beda keinginanan, tapi bagaimana hal hal seperti itu tidak mengganggu hal yang lbeih besar, dan itu hanya bisa terjadi jika kita sudah menyiapkan hati yang siap terluka, tidak selalu mulus dan kinyis kinyis.
Sama dalam proses kebahagiaan dalam Pernikahan, dalam sebuah tulisan manajemen, saya juga pernah membaca kata kata Selalu ada luka di hati orang yang sukses!
Tidak ada orang yagn sukses dengan hati yang masih kinyis kinyis. Kesuksesan adalan trasformasi kemenangan yang didapatkan dari ekstraksi pertarungan sana sini, kegetiran sana sini, kegagalan demi kegagalan tanpa kehilangan Passion hidup.
Karena, memang kesuksesan adalah sebuah proses kalkulus, bukan aljabar biasa. Bukan dalam arti kita mengalami minus berapa kali, atau bermakna gagal berapa kali. Tapi anda bangkit berapa kali? That was the true matter.