Mohon tunggu...
Handarbeni Hambegjani
Handarbeni Hambegjani Mohon Tunggu... -

press any key to continue ...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Antara Presiden, Pemenang, Pemimpin dan Kita

28 Juli 2014   19:19 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:59 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_350007" align="aligncenter" width="573" caption="`Kebohongan yang dikatakan setiap hari, itu terdengar seperti Kebenaran` , Screen Capture Film Save House (2012)"]

140652416746013164
140652416746013164
[/caption]

Di Indonesia ini, siapapun memang bisa menjadi Presiden. Namun, diatas janji atas UUD 1945, bahkan sudah menjadi cerita sejak dulu, bukan tentang cerita siapa Presidennya, Pemenangnya, bukan juga dasar individu-individunya. Tetapi semua rencana jahat dan tipu sana sini manusia manusia di balik jubah tim-tim pemenang dan koalisi yang memiliki tujuan senyap membelokkan ruh perjuangan pejuang Indonesia, menjadi Indonesia ala mau mereka.

Bisa jadi mengatasnamakan Agama tapi inging membenturkannnya untuk tujuan halal gay dan lesby. Bisa jadi Mengatas namakan Nasionalisme tapi membenturkannya untuk tujuan menumpulkan Peran Sila Pertama Pancasila. Bisa jadi mengatasnamanakan Ekonomi rakyat, padahal bertujuan bagi bagi Kue untuk kelompoknya. Atau, bisa juga.., bisa jadi individu tersebut yang tidak sadar, bahwa mereka sudah di peralat oleh seorang maestro, seorang Sutradara.

Dalam teori spionase, pernah (kalau tidak salah)  Aristoteles mengatakan, `Semua peristiwa di dunia ini terjadi 2 kali. Pertama adalah Tragedi, yang kedua adalah kepalsuan`. Pemaknaanya, dalam sebuah sistem negara yang sering kita dapi hal hal yang terjadi secara tidak kebetulan, bisa bermakna itu adalah Kepalsuan. Maka, hati hati terhadap barang imitasi tentunya .  Maka siapapun Presiden negeri Ini, wajib patuh, tentu selama perintah tidak menyuruh kepada maksiat.

Namun dalam urusan manusia yang berakal serta merdeka, maka urusan pemimpin, tentu bersifat independensi dan idealisme individu masyarakat tentang siapa figur yang ada dalam pandangan mereka yang bisa di gugu, di anut dan ditiru, alias di Patuhi, di percaya, diikuti tingkah laku, tidak cukup sekadarnya punya jabatan, tetapi bisa jadi tepo tulodho (Suri tauladan) baginya dan keluarga. Memberikan petuah kemenangan, sekadar cakupan batas Horizon Sabang sampai Merauke, Jelas tidak Cukup.

Tetapi, petuah yang bisa mengantarkan dirinya pada kemenangan ketika sampai ke kehidupan setelah kehidupan ini.  Sebab, kata bijak dari Nabi SAW, Al Arwaahu Junuudun Mujannadah` (Sesungguhnya jiwa-jiwa itu akan berkomunitas dengan orang yang setipe dengannya)

Semoga nantinya Anugerah Allah SwTbersama putusan MK. Sehingga memenangkan Pak Presiden bagi Negara Indonesia ini yang mampu amanah, jujur, adil, transparan, tanggung jawab dengan anak buahnya, bisa mengatur istri dan keluarga dan dihindarkan dari membuat keputusan-keputusan yang konyol... Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun