Jika benar Mobnas, idealnya semua riset adalah dilakukan di dalam Negeri. Oleh Ahli Dalam Negeri, dan Di produksi oleh Dalam Negeri, Itu baru Mobnas Sungguhan. Tidak perlu menyeret nyerert pihak lain.
Saya tambah Bingung, Kalau Mas Joko berani mengangkat lulusan SMP jadi Menteri, kenapa, bahkan para montir lulusan German tidak di angkat jadi Expert Industri Otomotif Nasional? is there some thing? or because of some thing?
perhaps mas Joko Not Error on case of Mobnas....
Saya pikir lagi, Bila saat ini Mas Joko ternyata lebih makmum dengan para Pebisnis Instat, Â Sungguh saya telah tersinggung, juga sya yakin telah melecehkan dengan sangat vulgar martabat Rektorat Institut Teknologi Bandung (ITB) dan ITS, Atau Fakultas Teknik UGM. Telebih Nalar sehatnya Sendiri sebagai Presiden lokal go Global.
Semuar orang juga bisa membaca bagaimana perilaku menggunakan kata Mobnas untuk memuluskan mesin ATM mereka, Mungkin berAmbisi segarea mengembalikan dana Kampanye.
Antek Perubahan atau Antek Mafia?
Ada Benarnya, kata kata para Pebisnis yang menyebutnya : Kalau mau Bisnis sukses, Dekatlah dengan Penguasa!
Sejarah mencatat. Liem sie Liong dengan Indomie yang dekat dengan Soerharto, Lalu Bob Hasan dengan Hak Hutan juga dekat dengan Penguasa. Lalu Tomy dengan Timor Mobnas Jilid satu. Dan Sekarang AM Hendropriyono via Kekuasaan Mas Joko
Ya! Berbisnis Jika anda dekat Dengan Penguasa memang Mudah !
Referensi :
http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150206215307-92-30292/kerja-sama-dengan-proton-indonesia-akan-punya-mobil-nasional/
http://ms.wikipedia.org/wiki/Proton_(syarikat)
http://pemilu.tempo.co/read/news/2014/05/23/269579879/Hendropriyono-dan-Hasyim-Muzadi-Jadi-Tim-Jokowi-JK