"Iya saya sudah dengar itu", timpal saya, "yang saya tanyakan, kenapa saya yang pegang tiket asli tidak bisa check-in dengan alasan pesawat penuh, berarti ada yang isi tempat duduk saya".
"Iya Pak, mohon maaf, tapi waktu check-in sudah habis dan ditutup".
"Loh koq alasannya sekarang ganti. Kapan batas waktu check-in paling lambat?" langsung saya gas lagi. "minimal 30 menit sebelum jadwal take-off, benar?"
"Benar Pak", petugas tadi seperti tidak berkutik.
"Sekarang jam berapa, lihat di jam itu", sambil saya menunjuk ke jam analog besar yang ada di ruang check-in ini. Waktu masih menunjukkan pukul 10.20.
"Saya malah sudah datang dari tadi loh, sepuluh menitan yang lalu", saya tambahkan. "Jadi, seharusnya sekarang sudah tutup atau belum untuk check-in?"
"Iya Pak, harusnya masih boleh check-in. Tapi mohon maaf saat ini sudah tidak bisa karena pesawat sudah penuh".
"Jadi, kami yang salah ini?".
"Iya Pak, maaf. Kami akan ganti tiket bapak atau kami alihkan ke penerbangan esok hari. Bagaimana Pak. Kami akan tanggung penginapan dan makan selama penundaan ini. Mohon maaf sekali lagi".
"Mbak gimana, saya harus berangkat hari ini juga ke Ternate", tiba-tiba pemuda di belakang saya ikut menimpali.
"Kalau harus berangkat, saya juga harus berangkat", saya tambah-tambah.