"Iya Pak, semua kursi telah terisi?"
"Iya, tadi mbak-nya sudah bilang begitu. Tapi saya tanya, tiket saya apakah ada yang ganti? Saya tidak cancel tiket saya"
Si mbak petugas kelihatan kebingungan.
"Coba mbak, panggil superviser atau manajer mbak ke sini, saya mau tanya ke dia", sambung saya.
Kemudian petugas tadi sibuk ber-handy talky, entah kepada petugas pesawat atau atasannya. Di tengah kepanikan si petugas tadi, datanglah pemuda ikut antri di belakang saya. Berpakaian sedikit rapih, menenteng tas ransel kecil, bersepatu boots kulit coklat. Khas para pekerja tambang.
"Mau check-in, Mas?" tanya saya.
"Iya".
"Katanya pesawat sudah penuh", terang saya.
"Loh koq bisa". Saya angkat bahu saja.
Tidak berapa lama munculah petugas lain yang terlihat lebih tua sambil memegang handy-talky juga. Saya menduga, petugas ini superviser si mbak petugas sebelumnya.
"Mohon maaf Pak, pesawat sudah penuh tidak bisa lagi tambah penumpang", terang petugas baru tadi dengan nada masih ramah.