Bulan Maret seperti ini sebenarnya waktu-waktu akhir para pengembara ini di negeri tropis, sebelum kembali ke lokasi asalnya di daerah utara khatulistiwa, seperti Tiongkok, Jepang, dan Rusia.Â
Sebagiannya dari mereka bahkan akan melintasi samudra untuk sampai di tempat yang hangat dan berlimpah makanan di negeri tropis Indonesia ini, maupun saat kembalinya.
Sebenarnya, saat kami berkunjung di Danau Tempe ini bukanlah waktu utama jika ingin mengamati kehadiran para burung pengunjung.Â
Puncak kedatangan mereka biasanya pada bulan-bulan November Desember. Daerah-daerah yang rutin menjadi tempat persinggahan mereka, pasti akan ramai kondisinya.
Setelah puas berputar-putar, kami singgah di salah satu rumah apung yang kosong.Â
Denyit suara bambu terdengar bersahutan, saat kami dengan hati-hati melangkah.Â
Rumah memang kosong, entah punya siapa. Hanya ada beberapa helai pakaian usang menggantung sembarangan di dalam satu-satunya ruangan yang ada di dalamnya.
"Sebenarnya ada beberapa tempat dengan banyak rumah apung yang sudah seperti perkampungan, pak," terang bapak pengantar kami yang mengoperasikan perahu tadi.
"Di mana itu pak?"
"Yaa agak jauh dari sini. Bapak mau ke sana?"
"Tidak pak, cukup di sini saja. Saat ini kami hanya ingin melihat burung-burung saja," terang saya.