Mohon tunggu...
Hanom Bashari
Hanom Bashari Mohon Tunggu... Freelancer - wallacean traveler

Peminat dan penikmat perjalanan, alam, dan ceritanya

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Membelah Danau Tempe, Menyaksikan Sisa Kehadiran Para Pelintas Samudra

16 September 2021   20:05 Diperbarui: 16 September 2021   22:35 1163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid dan kehidupan masyarakat di sekitar tepian Sungai Walanae, Sengkang, Sulawesi Selatan. (@Hanom Bashari)

Namun segala keterbatasan ini kami nikmati saja, karena dokumentasi foto yang baik bukan menjadi target penting kami, tapi melihat dan mencatat burung yang kami temui merupakan hal yang utama.

Pemandangan pertama dalam hamparan Danau Tempe ini, yang terkesan pertama bagi saya adalah kehadiran eceng gondok yang bertebaran dalam jumlah luar biasa banyak. 

Bilah-bilah bambu yang cukup panjang banyak tertancap sampai ke dasar danau yang tampaknya ditujukan untuk menghalangi pergerakan eceng gondok ini ke arah semacam keramba ikan yang dikelola oleh masyarakat sekitar danau.

Kumpulan eceng gondok yang terhalang tiang-tiang bambu penahan pergerakannya di Danau Tempe.  (@Hanom Bashari) 
Kumpulan eceng gondok yang terhalang tiang-tiang bambu penahan pergerakannya di Danau Tempe.  (@Hanom Bashari) 
Tampak juga beberapa rumah apung, yang sebagiannya saya perhatikan kosong tak berpenghuni. 

Rumah berdinding kayu atau bilik bambu, dengan alas potongan-potongan bambu yang diikat sedemikian rupa sehingga mampu mengapungkan rumah di atasnya. Sebagian rumah juga merupakan rumah panggung pendek.

Karena tujuan kami melakukan pengamatan burung, maka kami mencari lokasi-lokasi yang lebih banyak hijauannya, baik itu berupa semak di pinggir danau atau pun kerumunan eceng gondok. Bahkan kadang-kadang kehadiran burung juga terlihat di deretan pucuk-pucuk tiang bambu penghambat pergerakan eceng gondok tadi.

Sebagian area danau sepertinya telah mengalami pendangkalan. Hal ini ditandai dengan tumbuhnya berbagai rumput dan gelagah yang memerlukan substrat tanah. Namun di sinilah beberapa burung sering bersembunyi.

Tak menunggu lama, tiba-tiba ratusan burung dara-laut kumis (Chlidonias hybrida -- dalam nama latin) yang entah datang dari mana berseliweran di tepat di atas kami. 

Mereka memang kelompok jenis dara-laut yang paling sering dijumpai sampai ke tengah daratan, biasa mengunjungi danau berlumpur atau persawahan luas.

Ratusan burung dara-laut kumis (Chlidonias hybrida) yang tiba-tiba hadir saat kami berada di tengah Danau Tempe. (@Hanom Bashari)  
Ratusan burung dara-laut kumis (Chlidonias hybrida) yang tiba-tiba hadir saat kami berada di tengah Danau Tempe. (@Hanom Bashari)  
Sebagian burung-burung di Danau Tempe yang kami jumpai sebenarnya adalah burung-burung pendatang. Ya benar, pendatang, mereka tidak menetap. 

Secara reguler, beberapa jenis burung memang melakukan perpindahan atau migrasi, khususnya selama musim dingin, baik dari bagian utara maupun selatan khatulistiwa, untuk menuju negeri kita ini yang beriklim tropis dan hangat sepanjang tahun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun