Mohon tunggu...
Rihadatul Aisy Hanayudha
Rihadatul Aisy Hanayudha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lakukan yang terbaik disetiap waktu yang kamu miliki

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 21107030045

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Es Dawet Ayu Khas Banjarnegara

23 Februari 2022   00:29 Diperbarui: 23 Februari 2022   00:33 2371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : Es dawet ayu khas Banjarnegara (instagram.com/pelancong.rasa)  

Siapa sih yang tidak kenal minuman manis ini, minuman khas Banjarnegara yang terkenal karena perpaduan segar yang berasal dari es, manis dari gula jawa, dan bercampur dengan santan yang gurih. 

Dawet ayu sangat mudah ditemukan dipasar-pasar tradisonal, dawet ayu sangat cocok diminum saat cuaca panas karena dapat memberikan sensasi yang menyegarkan. Dawet ayu juga cocok diminum dalam kondisi panas maupun dingin.

Asal usul dawet ayu sendiri memiliki beberapa versi, diantaranya sebagai berikut :

1. Versi pertama

Ketua Dewan Kesenian Banjarnegara Tjundaroso mengatakan, dawet ayu Banjarnegara terkenal berawal dari sebuah lagu ciptaan seniman Banjarnegara bernama Bono. Lagu tersebut berjudul "Dawet Ayu Banjarnegara". 

Pada tahun 1980-an, lagu Dawet Ayu Banjarnegara kembali dipopulerkan oleh grup seni calung dan lawak Banyumas, Peang Penjol yang saat itu terkenal di Karesidenan Banyumas pada era 1970-1980-an. 

Sejak saat itu Karesidenan Banyumas mengenal minuman ini dengan minuman khas Banjarnegara yang memiliki julukan dawet ayu. Lirik lagunya sederhana, tapi mengena dihati. 

Pada lagu ini bercerita tentang seorang adik yang bertanya pada kakaknya akan pergi piknik kemana? Jangan lupa beli dawet Banjarnegara yang segar, dingin, dan manis.

2. Versi kedua

Kemunculan nama dawet ayu ini memiliki versi kedua. Ahmad Tohari mengatakan, berdasarkan cerita turun-temurun, ada sebuah keluarga yang memiliki usaha berjualan dawet sejak abad ke-20. 

Generasi ketiga pedagang dawet tersebut terkenal karena kecantikannya. Maka dari itu pun dawet yang dijual disebut oleh orang-orang sebagai dawet ayu.

3. Versi ketiga

Keterangan dari Ahmad Tohari sama dengan keterangan tokoh masyarakat Banyumas. Kiai Haji Umam Wiranu, menurut Wiranu nama dawet ayu muncul dari pedagang dawet ayu bernama Munardjo. Istri dari Munardjo cantik sehingga dawet jualannya itu disebut dawet ayu, keluarga tersebut dulunya tinggal di Kelurahan Rejasa, Banjarnegara.

4. Versi keempat

Jika anda berwisata ke Banjarnegara, mungkin anda akan menemukan dawet yang warna cendolnya berbeda dari biasanya, mungkin anda akan menemukan cendol yang berwarna pink. Warna pink sendiri identik dengan wanita dan juga kecantikan, maka warga-warganya menjulukinya sebagai dawet ayu karena warnanya tersebut.

Selain namanya yang mempunyai keunikan tersendiri, dawet ayu juga memiliki keunikan lain seperti saat kita melihat diujung pikulan terdapat tokoh wayang terkenal, tokoh tersebut adalah Semar dan Gareng. Jika kedua nama tersebut digabung jadilah kata "Mareng". 

Mareng sendiri dalam bahasa Jawa Tengah memiliki makna yaitu pergantian musim dari musim penghujan menuju musim kemarau, hal ini agar banyak orang yang merasa kehausan dan akan membeli dagangan dawet mereka.

Itulah beberapa versi tentang asal muasal nama dawet ayu, sampai saat ini belum dapat dipastikan versi manakah yang merupakan asal nama dari dawet ayu. 

Perbedaan dawet ayu Jepara dengan dawet ayu khas Banjarnegara, memiliki sedikit perbedaan. Dawet ayu Jepara menggunakan bahan sagu aren, tapi dawet ayu menggunakan bahan dari tepung beras dan tepung beras ketan.

Cara membuat es dawet ayu cukup mudah, dawet ayu membutuhkan tiga komponen seperti dawet, gula merah, dan santan.

1. Bahan-bahan yang diperlukan

Bahan-bahan :

  • 250 gram tepung tapioka
  • 250 gram tepung beras
  • 600 ml air matang
  • 100 ml air sari daun pandan
  • Es batu secukupnya

Bahan kuah santan :

  • 1 liter santan
  • 3 lembar daun pandan
  • 1 sendok teh garam

Bahan larutan gula merah :

  • 500 gram gula jawa/ gula merah, serut halus dengan pisau
  • 250 ml air
  • 50 gram gula pasir

Alat yang dibutuhkan :

  • Pisau
  • Panci
  • Saringan atau alat pencetak dawet
  • Sutil
  • Gelas
  • Sendok

1. Cara membuat dawet

  • Pertama campurkan tepung tapioka dan tepung beras, air sari daun pandan, dan air matang. Lalu aduk-aduk hingga merata, setelah merata rebus hingga mengental.
  • Kedua, jika adonan dawet sudah matang, cetak adonan tersebut menggunakan alat pencetak dawet seperti menggunakan alat pencetak dawet atau saringan yang sudah disiapkan sebelumnya. Letakan wadah berisi air hangat dibawah alat pencetak dawet atau saringan, hal ini dilakukan agar dawet tidak menggumpal nantinya. Setelah semuanya membentuk dawet sisihkan.

2. Cara membuat kuah santan

  • Tahapan selanjutnya membuat kuah santannya. Rebus santan dengan daun pandan dan sedikit garam. Fungsi dari daun pandan agar membuat santan semakin wangi. Aduk terus hingga santan mendidih, hal ini agar santan tidak pecah nantinya. Jika santan sudah mendidih, dinginkan.

3. Cara membuat larutan gula merah

  • Tahap selanjutnya membuat larutan gula merah. Rebus air, gula merah, dan gula putih. Aduk hingga semua bahan itu tercampur dan merata, rebus hingga mendidih. Jika sudah mendidih, dinginkan larutan gula merah tersebut.

4. Menyajikan es dawet ayu

  • Ini merupakan tahapan terakhir, yaitu meracik es dawet ayu. Langkah pertama siapkan gelas. Berikan larutan gula merah terlebih dahulu, setelah terdapat larutan gula merah di gelas tambahkan dawet secukupnya. Setelah itu, siram dengan kauh santan yang sudah dibuat tadi dan tambahkan es batu agar dawet semakin segar.

Itulah beberapa versi mengenai asal usul kenapa diberi nama dawet ayu dan cara membuat dawet ayu khas Banjarnegara. Es dawet ayu Banjarnegara dapat melegakan tenggorokan serta membuat kita merasa kenyang juga. 

Bahan-bahan yang digunakan dalam membuat dawet ayu juga alami, seperti tidak menggunakan perwarna karena pada resep tersebut menggunakan daun pandan sebagai pewarna alami, warna yang dihasilkan dari daun pandan yaitu hijau pucat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun