Mohon tunggu...
Hana Moniharapon
Hana Moniharapon Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta Prodi Ilmu Komunikasi

Semoga tulisan ini bermanfaat bagi anda dan saya

Selanjutnya

Tutup

Film

Melihat Teori Psikoanalisis dalam Film A Perfect Fit

14 November 2021   14:28 Diperbarui: 14 November 2021   14:42 1955
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teori yang menjelaskan mengenai tiga struktur kepribadian id, ego, dan superego yaitu teori psikoanalisis.

Dalam semua film tentunya setiap aktornya memiliki kepribadian id, ego, dan superego, lalu bagaimana teori tersebut diimplementasikan pada film A Perfect Fit 2021?

Yuk, simak hingga selesai karena kita akan membahasnya pada artikel ini!

Konsep Psikoanalisis.

Teori film psikoanalitik merupakan suatu cara untuk menunjukan dan mengimplementasikan makna yang tersembunyi dalam sebuah teks dan sarana untuk memahami proses kompleks dari penonton film.

Film tidak bertujuan untuk menganalisis karakter aktor untuk menggali informasi mengapa berperilaku seperti yang mereka tampilkan pada layar film dikarenakan karakter dalam film bukanlah mereka yang sesungguhnya.

Teori ini diungkapkan oleh Sigmund Freud yang menjelaskan bahwa terdapat ide-ide dasar psikoanalisis dalam jiwa manusia yakni:

  • Id, merupakan kumpulan hasrat manusia yang sudah ada sejak lahir tanpa diatur. Hal yang membuat Id dapat muncul karena adanya nafsu, keinginan, serta kebutuhan.
  • Ego, dapat dikatakan sebagai pemikiran yang berkembang jauh dari Id karena selalu mempertimbangkan sesuatu sebelum menjalankan keinginan dari Id.
  • Superego, sebagai dasar saat seseorang ingin mengambil keputusan dalam dirinya. Superego hadir dari aspek moral yang berasal dari orang tua dan lingkungan sekitar.

Film A Perfect Fit.

Film Indonesia ini dirilis pada tahun 2021 yang menceritakan sebuah kisah cinta seorang fashion blogger yang bernama Saski dengan Rio seorang pembuat sepatu terbaik di Bali.

Saski diramal oleh peramal akan bertemu dengan takdir jodoh yang sebenarnya.

Sebelumnya Saski telah memiliki pacar yang akan menikahinya yaitu Deni seorang anak bangsawan Bali, namun cintanya berpaling setelah bertemu dengan Rio seorang pemuda yang lebih memahami dirinya, berbeda dengan pacarnya sendiri.

Saski berpaling karena setelah pertama kali bertemu dengan Rio, mereka sering ketemu secara tiba-tiba tanpa direncanakan dan hal ini membuat mereka semakin dekat secara diam-diam.

Dalam proses menyiapkan acara pernikahannya ternyata banyak konflik yang terjadi dan banyak ketidakcocokan antara Saski dengan calon suaminya, disitulah pemikiran dan keputusan Saski diuji.

Analisis Tokoh Saski.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa Saski merupakan seorang fashion blogger yang sedang menyiapkan pernikahannya dengan anak bangsawan Bali.

Adanya persiapan pernikahan tersebut dikarenakan Saski hanya ingin menjalankan amanat dan tugas dari keluarganya saja, sedangkan Deni ingin menikahi Saski karena ingin memperoleh warisan dari keluarganya.

Dari hal ini terjadilah sebuah konflik antara Saski dengan Deni, namun pada artikel kali ini kita akan melihat konflik yang terjadi dalam dirinya Saski dan menganalisisnya menggunakan teori psikoanalisis .

Id yang dialami oleh Saski yaitu keinginannya untuk mengabulkan permintaan ibunya yang sedang berjuang melawan sakit.

Pada dasarnya Saski tidak menolak permintaan ibunya karena Saski sama seperti anak muda pada umumnya, ingin membahagiakan kedua orang tua selama mereka masih ada di dunia.

Hal ini sama seperti Id yang dijelaskan oleh Freud bahwa Id merupakan kumpulan hasrat yang tidak bisa diatur untuk membahagiakan orang tuanya.

Dibuktikan dengan berpacaran dengan anak bangsawan Bali yaitu Deni, bertunangan hingga akhirnya akan menikah, hal ini dijalani oleh Saski karena keinginannya untuk berbakti kepada orang tua.

Ditengah perjalanan dalam mempersiapkan pernikahan, muncullah Ego sebagai pertimbangan dalam dirinya sebelum sah menjadi istrinya Deni.

Konflik antara dirinya dengan Deni semakin banyak ditunjukan ketika banyak ketidakcocokan yang terjadi dan Deni selingkuh.

Disaat konflik terjadi, Saski sudah bertemu dengan Rio. Selama proses perkenalannya dengan Rio. Saski semakin nyaman karena Rio sangatlah peduli terhadap diri Saski.

Pertimbangannya untuk menjadi istri dari anaknya bangsawanpun terjadi, banyak yang dipikirkan karena kalau salah mengambil keputusan maka akan merugikan dirinya Saski untuk kedepanya

Pernikahan bukanlah hanya berupa sebuah acara yang megah tetapi mengenai bagaimana membangun rumah tangga untuk tetap bertahan hingga maut memisahkan.

Jika, Saski menikah dengan Deni maka dirinya akan seperti patung atau bisa menjadi babu untuk melayani Deni.

Hingga akhirnya hati nuraninya Saski yang berperan setelah melewati Id dan Ego dengan memikirkan apa yang akan terjadi kedepannya.

Pemikiran kedua orang tua Saski mulai berubah ketika mengetahui sisi buruknya Deni. Kepedulian dan kebaikan kedua orang tuanya mulai muncul dan memikirkan nasib anak mereka kedepannya.

Saski didorong oleh kedua orang tuanya untuk berani mengambil keputusan dengan baik. Akhirnya Saski mengambil keputusan untuk meninggalkan Deni dan memilih untuk kembali kepada Rio dan hidup bersamanya hingga akhir hayat keduanya.

Dari kisahnya Saski kita dapat mengetahui bahwa dalam sebuah film teori psikoanalisis ikut berperan pada semua aktornya.

Daftar Pustaka

Cateridge, J. (2015). Film Studies For Dummies. Chichester: John Wiley & Sons, Ltd

KompasTV.com (2021). Sinopsis Film A Perfect Fit, Kisah Komedi Romantis untuk Temani Akhir Pekan. Diakses disini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun