Urgensi Perempuan Melek Internet
Perempuan disebut sebagai salah satu kelompok rentan akses internet. Ada lima alasan : (1). akses internet perempuan lebih terbatas dibanding laki-laki (2) perempuan multitaksing : 4-8 jam perempuan bekerja di luar rumah dan dalam rumah, pekerjaan rumah lebih diutamakan sehingga menyita waktu. (3). perempuan masih kesulitan mencari konten yang relevan dan sesuai dengan kebutuhan, (4). soal privasi, perempuan lebih berisiko, dan (5). perempuan rawan dieksplotasi dan menjadi korban cybercrime. Lebih lengkap bisa baca artikel saya sebelumnya di Kompasiana tentang adanya kesenjangan akses internet antara perempuan dengan laki-laki. Bisa baca artikel disini.Â
Dari lima alasan di atas menjadikan kelompok perempuan perlu mendapatkan penguatan literasi digital. Ada empat pilar untuk menguatkan literasi digital pada perempuan :
1. Share with care. Â Wahai netizen perempuan, berpikirkan dua kali sebelum share (berbagi) konten. Kepantasan konten yang perlu di-share dan diunggah ke medsos.
2. Waspada dan berpikir kritis. Jangan mudah lekas percaya dengan informasi online yang diterima. Ricek sumbernya, jangan mudah terprovokasi.
3. Lindungi privasi. Netizen perempuan perlu berhati-hati di dunia maya, tidak semua yang dilihat sesuai fakta sesungguhnya. Jangan mudah percaya rayuan, jangan mudah memberikan data pribadi, dan jangan mudah mengiyakan permintaan orang asing yang baru dikenal.
4. Jadilah netizen perempuan yang berani. Bekali diri dengan informasi atau regulasi hukum, memahami etika dan hak-hak, sehingga bisa bersikap kritis serta berani di dunia maya. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H