Mohon tunggu...
Hanaa Noormaningtyas
Hanaa Noormaningtyas Mohon Tunggu... Freelancer - Spesialis romance

Amatir yang berusaha menunjukkan dirinya :)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cukup Sepuluh Tahun

1 Desember 2019   23:45 Diperbarui: 1 Desember 2019   23:55 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Maaf dek, chat-mu ketumpuk sama chat yang lain." Hanya itu alasan yang kamu berikan padaku. Saat itu aku ingin marah, tapi hatiku tidak sanggup melakukannya. Hatiku terlalu bahagia hingga tidak bisa memarahimu.

Aku kira hubungan kita akan jadi lebih baik setelah pesan singkat itu, tapi ternyata dugaanku salah. Pesan itu hanya berlangsung kurang lebih 3 sampai 4 kali saja. Yah, itu sudah lumayan untuk bisa meredakan rasa rinduku padamu sejak beberapa minggu lalu.

Sudah tidak pernah ada lagi kabar yang kudengar tentangmu setelah percakapan singkat kita di WhatsApp beberapa bulan lalu. Terkadang rasa rindu itu hadir, tapi kini aku sudah bisa mengendalikannya lebih baik lagi, sudah tidak se-menggebu-gebu dulu.

Malam ini aku masih terjaga di dalam kesendirianku. Hanya ada suara kipas angin dan musik dari grup K-Pop kesukaanku yang menemani malam ini. Mataku benar-benar tidak bisa terpejam.

Tadi malam tepatnya sekitar setelah maghrib, aku secara iseng melihat akun Instagram-mu. Aku hanya bermaksud untuk melihat bagaimana kabarmu. Tetapi ada sesuatu yang membuatku sangat terkejut. Kamu mem-posting sebuah foto bersama seorang wanita.

Mataku terbelalak dengan lebar, detak jantung terasa semakin cepat, hati juga seakan terasa sakit. Aku benar-benar penasaran dengan wanita itu. Rasa penasaran ini membuatku terus menggali tentang dia dan kamu. Lalu yang kudapati adalah, wanita itu merupakan istrimu.

Seketika itu aku terdiam, mata masih tidak percaya dengan apa yang kulihat. Kubiarkan foto yang terlihat di layar ponselku tetap terbuka. Detak jantungku berdetak semakin kencang lebih dari sebelumnya. Mulutku masih membisu, tapi tanpa kusadari air mataku menetes membasahi pipiku.

Kini aku baru menyadarinya. Kenapa tidak pernah ada pesan singkat atau telepon darimu seperti dulu. Kenapa tidak pernah lagi ada pertemuan di antara kita sejak beberapa bulan yang lalu. Dan itu karena kamu sudah terikat dengan wanita lain.

Maafkan aku karena telat menyadari semuanya. Maafkan aku karena hingga beberapa hari yang lalu aku masih menanti telepon atau pesan singkat darimu yang isinya menginginkan kita bertemu. Tapi malam ini aku mendapati kamu sudah bahagia bersama wanita pilihanmu.

Itu artinya aku harus berhenti menanti telepon atau pesan singkat darimu. Karena kamu sudah menjadi milik wanita lain, wanita terbaik yang Tuhan pilihkan untukmu. Itu artinya aku harus menghapus semua foto-fotomu yang masih tersimpan rapi di galeri ponselku. Itu artinya aku harus menghapus status-status yang selama ini kutujukan padamu.

Kini aku harus benar-benar mengakhiri perasaanku padamu. Meski bukan seperti ini akhir yang kuharapkan dari hubungan kita. Tapi mungkin ini adalah akhir yang terbaik untuk kita berdua. Kenangan di antara kita tidak akan pernah bisa terhapus. Jadi biarkan kenangan itu kusimpan sendiri hingga aku bisa menemukan penggantimu suatu saat nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun