Mohon tunggu...
Hana N Fauziyyah I
Hana N Fauziyyah I Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi KPI STIBA Ar-Raayah, Sukabumi

Garut x Ciamis x Sukabumi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menggurui Orangtua?!

14 Maret 2021   08:10 Diperbarui: 14 Maret 2021   09:56 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Dakwah Kepada Orang Tua

Oleh: Hana Nur Fauziyyah Idris*

       Berdakwah bukanlah hanya tugas seorang da’i, ustadz, ataupun ulama, melainkan tugas setiap insan sebagai seorang muslim. Baik guru kepada muridnya, teman kepada teman sebayanya, kaka kepada adiknya, suami terhadap istrinya, orangtua terhadap anaknya, dan bahkan sebaliknya. Dengan dakwah, manusia akan selalu berada dalam jalan yang benar, insyaaAllah, tentunya jika sesuai dengan al-Qur’an dan as-Sunnah.

       Pada jaman sekarang ini, tak jarang seorang anak lebih mengetahui dan memahami syari’at Islam dibanding dengan para orangtuanya yang awam. Tak jarang pula, banyak diantara mereka yang kebingungan mengatasi bagaimana cara dia bersikap dalam menghadapi keluarganya, terutama terhadap kedua orangtuanya yang begitu kental pada adat tertentu, padahal hal itu tidak ada dalam syari’at Islam. Berikut penjelasan tentang bagaimana seharusnya yang dilakukan dalam berdakwah kepada keluarga terutama kepada orangtua. 

       Secara etimologis dakwah berakar kata dari bahasa Arab, yaitu دعوة‎ دَعَى يَدْعُو yang berarti mengajak atau menyeru. Secara terminologis berarti mengajak atau menyeru seseorang untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar sesuai dengan syari’at Islam. Sebagaimana pada Qur’an Surat an-Nahl ayat 125, Allah subhanahu wa ta’aala berfirman :

{اُدْعُ اِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِا الْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِا الَّتِى هِيَ اَحْسَنُ اِنَّ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ اَعْلـمُ بِاالْمُهْتَدِيْنَ}

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Qur’an Surat an-Nahl:125)

       Membentuk keluarga islami yang sakinah mawaddah warahmah adalah tanggung jawab setiap individu baik itu di posisi ayah, ibu, bahkan anak sekali pun. Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyampaikan awal dakwahnya kepada keluarganya dan kerabat terdekatnya. Sebagaimana pada Qur’an Surat at-Tahrim ayat 6, Allah subhanahu wa ta’aala berfirman :

{يٰۤاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا قُوْۤا اَنْفُسَكُمْ وَاَهْلِيْكُمْ نَارًا وَّقُوْدُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلٰٓئِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعْصُوْنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ}

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluarga mu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Qur’an Surat at-Tahrim:6)

       Al-Qusyairi rahimahullah menyebutkan dari Umar radiallahu ‘anhu yang berkata ketika turun ayat dalam surat at-Tahrim di atas: “Wahai Rasulullah, kami menjaga diri kami, maka bagaimanakah cara kami untuk menjaga keluarga kami?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Kalian larang mereka dari apa-apa yang Allah larang pada kalian untuk melakukannya dan perintahkan mereka dengan apa yang Allah perintahkan.”

       Dapat disimpulkan dari ayat diatas bahwa Allah subhanahu wa ta’aala memerintahkan kepada umat muslim agar menjaga diri dan keluarga mereka dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, yaitu dengan taat dan patuh untuk melaksanakan amar ma'ruf nahi munkar, juga berdakwah dengan hikmah dan mau’izah hasanah. Hikmah dapat diartikan dengan bijaksana. Kebijaksanaan dalam berdakwah bukan dengan ucapan saja melainkan dengan perbuatan atau tindakan. Mau'izah hasanah berarti pengajaran yang baik yang disampaikan sebagai nasehat. Dakwah tidak boleh dilakukan dengan kekerasan ataupun paksaan. Karena Islam adalah ajaran yang mengajak pada ketentraman dan kedamaian.

       Dalam berdakwah hendaklah mengetahui siapa yang menjadi lawan bicaranya. Bagaimana retorika bicara terhadap anak-anak, kepada orang yang sebaya, dan bagaimana kepada orang yang lebih tua adalah hal yang perlu diperhatikan dalam berdakwah.  Disamping itu, seorang da’i haruslah mempunyai sikap yang sabar, tenang, tawadhu' dan tidak boleh egois dalam menyampaikan dakwahnya. Berikut beberapa cara dalam melakukan dakwah kepada orang tua.

  • Berdakwah dengan Akhlak

       Jika berada dalam kondisi dimana pemahaman orang tua terhadap agama kurang dibanding kita, maka berdakwah dengan menggunakan dalil bukan solusinya. Karena akan terasa sulit menyentuh hati orang tua jika hanya menggunakan dalil. Maka gunakanlah akhlak yang baik kepada orang tua. Tunjukkanlah, bahwa dengan mentaati syari’at diri kita akan merasa jauh lebih baik dan lebih taat kepada orang tua. Selebihnya, biar orang tua yang menilai sendiri kita sebagai anaknya. InsyaaAllah, ini akan lebih menyentuh hati orang tua.

  • Hendaknya Bersabar dan Tidak Tergesa-gesa dalam Mengharap Hasil Dakwahnya

       Tidak ada yang instan dalam berdakwah, semua membutuhkan proses, maka bersabar sangat dibutuhkan. Sedikit demi sedikit, berikanlah pemahaman kepada orang tua. Misalkan tentang urgensi mengapa kita harus taat kepada Allah subhanahu wa ta’aala dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, mengapa sebagai seorang muslimah harus berpakaian syar’i, dan lain sebagainya.

  • Hendaknya Memahami Keadaan Orang Tua

       Karena tujuan kita adalah untuk memahamkan orang tua, maka kita juga harus memahami keadaan orang tua. Ingatlah bahwa orang yang tidak mengetahui tidak sama dengan orang yang mengetahui tetapi tidak mengamalkannya. Begitu juga dengan orang yang menentang, tidak seperti orang yang lunak lagi yang mudah berserah diri pada kebenaran. Sehingga harus dipahami bahwa dakwah yang disampaikan harus sesuai dengan setiap situasi dan kondisi yang ada. Ajarkan dan tuntun orang tua tentang Islam dengan lemah lembut dan baik.

  • Menjaga Komunikasi dengan Orang Tua

       Menjaga komunikasi yang baik dengan orang tua sangatlah penting. Sebagai seorang anak, banyak hal atau urusan yang tidak bisa lepas dari orangtuanya, meskipun selalu merasa ‘bisa sendiri’. Banyak sekali anak yang kurang menjaga komunikasi dengan orang tuanya, terlebih masalah agama, masa depan, dan sebagian masalah besar yang tidak dikomunikasikan kepada orang tua secara baik-baik. Hal ini bisa mengakibatkan terjadinya kesalahpahaman. Seringlah ajak orang tua berdiskusi mengenai suatu permasalahan, sehingga tercipta komunikasi yang baik.

  • Mendo’akan Orang Tua

       Hal ini sangatlah penting. Ketika kita merasa sudah berupaya sekuat tenaga menggunakan berbagai cara dan jalur alternatif berdakwah kepada orang tua agar orang tua bisa paham, namun hasilnya tetap saja dirasa nihil, orang tua sangat keras hatinya, maka cara yang paling ampuh adalah dengan doa. Berdoa agar kedua orang tua kita selalu diberi hidayah, dilembutkan hatinya dan diterangkan mata batinnya untuk menerima setiap kebenaran.

              Dalam melakukan dakwah kepada orang tua juga, tentunya harus memperhatikan beberapa atitude penting dengan orang tua, diantaranya:

  • Menurunkan Volume Suara

       Jangan meninggikan suara didepan mereka, apalagi sampai berteriak. Hal tersebut tidak baik dan tidak boleh dilakukan sebagai seorang anak, apalagi seorang anak sekaligus seoarang da’i yang hendak mengajak orangtuanya kepada kebaikan.

  • Menundukan Sedikit Badan

       Bahasa tubuh pun perlu diperhatikan, jangan sampai tubuhmu itu menunjukan kesombongan dengan ilmu yang telah kamu miliki.

  • Menggunakan Bahasa yang Sopan dan Mudah Dipahami
  • Mempersilahkan Mereka Duluan
  • Jangan Menggurui Mereka

       Salah satu hal yang paling penting dalam mengajak orangtua kepada kebaikan adalah jangan sampai seolah-olah menggurui mereka. Meskipun ilmu yang kamu dapatkan lebih luas dari mereka, tapi ingatlah mereka itu adalah orangtuamu bukan  muridmu. 

*Mahasiswi Prodi Komunikasi Penyiaran Islam

  STIBA Ar Raayah Sukabumi

*Artikel ini merupakan tugas mata kuliah Komunikasi Dakwah

Garut, 10 Maret 2021 M

 

Referensi

https://salamfirst.wordpress.com/2013/12/13/urgensi-berdakwah-kepada-orang-tua/, diakses pada 05 Maret 2021 pukul 11.32

https://www.kompasiana.com/khairatunhisan/5f3ac1e9097f3664067049d2/strategi-dakwah-dalam-keluarga, diakses pada 05 Maret 2021 pukul 11.27

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun