Mohon tunggu...
Hananta Satria
Hananta Satria Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Suka dengan hal baru

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Dampak Perceraian Orang tua terhadap Kondisi Kesehatan Mental Anak: Menjaga Anak di Tengah Perpisahan

2 Januari 2025   19:00 Diperbarui: 3 Januari 2025   17:26 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto perselisihan orang tua (sumber: https://parentalk.id/dampak-perceraian-orang-tua-pada-anak/)

Perceraian orang tua adalah suatu peristiwa yang tidak hanya berdampak pada pasangan suami istri, namun juga memberikan dampak atau pengaruh besar terhadap anak. Anak adalah pihak yang paling rentan dalam situasi ini, mereka sering kali dihadapkan pada perubahan besar dalam kehidupan keluarga. Perceraian orang tua membuat kesehatan anak terganggu.

Mengapa demikian? Karena anak yang mengalami situasi ini sering kali merasa dia sendiri, sering menyendiri dan juga emosi yang tidak terkontrol. Mereka merasa bahwa orang tua tidak menyayangi mereka, terkadang juga merasa iri terhadap keluarga orang lain yang harmonis.

Dampak Perceraian terhadap kesehatan mental anak sangat perlu dipahami agar dapat diminimalkan melalui pendekatan yang tepat. Berikut adalah dampak dari perceraian terhadap kesehatan mental anak:

1.Merasa kesepian dan ketidakstabilan emosional

Dalam kondisi perceraian orang tua seorang anak pasti akan merasa kesepian dan kehilangan ketika salah satu orang tua mereka tidak lagi tinggal bersamanya. Oleh sebab itu membuat anak merasa sedih, cemas hingga marah yang sulit mereka kendalikan dan ungkapkan. Ketidakstabilan emosional ini perlu ditangani dengan serius karena jika tidak dapat berpotensi gangguan perkembangan psikologis anak.

2.Risiko berperilaku negatif

Beberapa anak mungkin menunjukkan perilaku negatif seperti agresif, menarik diri dari pergaulan, atau bahkan terlibat dalam aktivitas berisiko sebagai bentuk anak melampiaskan emosionalnya.

3.Menurunnya prestasi akademik

Setelah perceraian orang tua pastinya seorang anak merasa adanya perubahan suasana di rumah. Hal ini bisa mempengaruhi konsentrasi dan motivasi belajar anak.

4.Perasaan bersalah

Anak anak saat dalam situasi perceraian ini seringkali salah memahami dan merasa bahwa mereka adalah penyebab utama dari perceraian orang tua. Hal ini membuat mereka merasa bersalah dapat mempengaruhi harga diri serta bisa mempengaruhi psikologis yang berkepanjangan.

Berikut Solusi atau Cara Mendukung Kesehatan Mental Anak:

1.Komunikasi Secara Terbuka

Dengan komunikasi yang terbuka orang tua perlu memberikan penjelasan yang sesuai dengan usia anak tentang alasan perceraian tanpa menyalahkan pihak mana pun. Anak perlu diyakinkan bahwa perceraian bukanlah kesalahan mereka.

2.Memberikan Ruang untuk Ekspresi Emosi

Membiarkan anak mengungkapkan perasaan mereka, baik itu rasa marah, sedih, atau bingung. Orang tua harus dapat mendengarkan keluh kesah mereka tanpa menghakimi namun memberikan dukungan yang mereka butuhkan.

3.Stabilitas dan Konsistensi

Berusaha untuk menjaga rutinitas sehari-hari anak agar mereka tetap merasa aman dan nyaman. Orang tua juga harus menunjukkan bahwa cinta dan perhatian kepada anak tidak akan berubah.

4.Kerja Sama Antar Orang Tua

Walaupun bercerai, orang tua perlu bekerja sama dalam mendukung kebutuhan anak. Menghindari konflik di depan anak adalah langkah penting untuk menjaga kestabilan emosional mereka.

Perceraian memang membawa perubahan besar dalam kehidupan keluarga, tetapi dampaknya terhadap kesehatan mental anak dapat diminimalkan melalui perhatian, komunikasi, dan dukungan yang tepat. Anak-anak membutuhkan rasa aman dan cinta yang konsisten dari kedua orang tuanya, meskipun keluarga mereka telah berubah. Dengan pendekatan ini anak-anak dapat diharapkan tumbuh dan berkembang secara baik dan optimal meskipun di tengah perpisahan orang tua. Mengutamakan kesejahteraan anak adalah tanggung jawab utama orang tua dalam situasi perceraian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun