Konteks zaman berakhirnya perang dingin serta situasi kondisi bangsa pasca kemerdekaan Indonesia tentu membawa Pram pada level penulis yang disegani sekaligus kontroversial. Tak banyak pemuji serta pencaci Pram silih berganti mengomentari.
Mulai dari golongan konservatif yang mencekal penghargaan sastra untuk pram, hingga hadiah mesin tik yang diberikan Jean Paul Sartre (Aktivis Partai Komunis & sastrawan Perancis) saat ia berada di dalam tahanan Pulau buru agar ia tetap dapat berkarya (sumber : Historia.id).
Membaca novel Bukan Pasar Malam tentu hal yang begitu menarik, sebagai generasi yang selalu diembeli kata-kata milenial dengan kecongkakan terhadap iming-iming cryptocurrency serta buaian dunia tanpa fisik. Membaca Karya Bukan Pasar Malam adalah ide berlian!
Berawal dari tokoh 'aku' yang merantau ke Jakarta. Novel Bukan Pasar Malam menceritakan kisah-kisah percakapan terakhir antara bapak dan anak. Sosok 'aku' merupakan tokoh utama dalam novel tersebut.Â
Ia memiliki seseorang bapak dalam keadaan sakit kritis yang mengaharuskanya pulang menuju kampung halaman. Dalam novel tersebut karakter 'aku' dinarasikan oleh Pram sebagai seseorang yang kritis terhadap pelbagai bentuk modernisasi. Namun begitu, ia juga orang yang memahami dengan baik nilai-nilai keluhuran tradisional.
Pram pun menarasikan kritik tajam terhadap model pembangunan serta demokrasi dalam novelnya. Pada bagian awal, Sosok 'aku' mencoba mengutarakan kritiknya terhadap sistem kapitalisme modern. Baginya, demokrasi sekedar alat untuk melanggengkan kekuasaan pemodal.Â
Sedangkan, para kelas pekerja hanya dapat berangan-angan semata. Ia membayangkan bagaimana kelas borjuasi dapat melakukan mobilisasi yang lebih praktis ketimbang para proletarian yang sudah begitu sulit memenuhi kebutuhanya.Â
Pram menuliskan bahwa orang-orang yang memiliki uang serta jabatanlah yang mampu berkuasa dalam sistem demokrasi, namun tidak sebaliknya.
Pada bagian selanjutnya, novel ini menceritakan sebuah percakapan kaum urban. 'Aku' berhasil kembali menuju kampung halaman. Serta menemui bapaknya yang terbujur lemas berjuang melawan penyakit TBC kronis.Â
Bagi sebagian pembaca, nilai-nilai moral dan sosial pada novel ini cukup kental. Kepatuhan, tradisi, serta tatanan norma sosial memang banyak ditemukan pada setiap teks Bukan Pasar Malam.Â