"Display Kelas adalah hal penting yang sering kita abaikan dalam penerapan pendidikan di sekolah khususnya Anak Usia Dini" (Hana Marita Sofianti)
Teman-teman semuanya di bahasan sebelumnya Bapak Dr. H. Purwanto, M.Pd menyampaikan bahwa tidak ada sejengkal tanah pun yang luput dari program Pendidikan Karakter di Purwakarta salah satunya adalah melalui program Tatanen di Bale Atikan (TdBA).
Begitu pula dengan Pendidikan Holistik Berbasis Karakter (PHBK) yang sedang saya terapkan di sekolah bahwa tidak ada sejengkal dinding di sekolah pun yang luput dari penerapan display kelas.
Indonesia Heritage Foundation yang sering kita kenal dengan sebutan IHF menganggap Kelas memerlukan display yang baik dan positif juga efektif sehingga dapat menstimulasi perkembangan dan pertumbuhan anak usia dini.
Manajemen kelas yang baik terbentuk dari displaynya yang menarik bagi anak usia dini, oleh sebab itu sebelum mengetahui apa itu Display Kelas mari kita perdalam kembali apa itu Manajemen Kelas. Markica! Mari kita baca....
Manajemen KelasÂ
Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang maksimal seorang guru harus menciptakan suasana kelas yang kondusif melalui upaya-upaya kegiatan yang positif. (Wikipedia)
Ini merupakan usaha yang disengaja oleh guru agar kegiatan pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif dalam membentuk perilaku dan budaya baik (praktek baik).
Tujuannya supaya memotivasi peserta didik sesuai dengan kemampuannya secara sadar dan menyenangkan melalui kegiatan-kegiatan sehari-hari di sekolah juga memacu disiplin positif bagi iklim sekolah.
Display Kelas Sebagai Sarana Pendidikan Anak Usia Dini
Semua jenjang sekolah baiknya memang menggunakan kelas melalui display-display yang menarik guna meningkatkan mood dan kreatifitas siswa juga sebagai faktor elemen kelas yang bisa di observasi secara kontekstual.
Display merupakan suatu cara penataan sesuatu baik produk tertentu ataupun lainnya dengan sistem tertentu untuk menarik bagi yang melihatnya dan menjadi perhatian dan mendorong untuk membelinya. ( Penataan Produk (Display) ELIB UNIKOM)
Namun demikian jika di kaitkan dengan dunia pendidikan menurut hemat sya display kelas tersebut merupakan usaha yang dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan guna menstimulasi peserta didik dengan cara penataan ruangan kelas melalui dinding kelas secara sistematis sehingga dapat terlihat, terjangkau dan mulai tertarik untuk memperhatikannya.
Jika ruangan kelas sudah tertata dengan baik maka kondisi kelas pun akan semakin baik sehingga lingkungan sekolah juga akan merasakan dampaknya, seperti peserta didik yang mengetahui kapan harus berbaris, kapan waktunya makan, dan lain sebagainya.
Berikut beberapa Display Kelas sebagai sarana Pendidikan Anak Usia Dini :Â
1. Papan AbsenÂ
Display kelas berupa papan absen ini merupakan bagian dari sarana display kelas yang setiap harinya anak mengisi kegiatan absensi sehari-harinya secara langsung dengan menyenangkan.
2. Papan Perasaan
Pada jenjang anak usia dini terdapat pula papan display perasaan yang manfaatnya akan sangat berguna bagi peserta didik dan juga pendidik dimana kondisi dan suasana hati anak akan tergali di pagi hari saat mereka bergabung di kelas atau datang ke sekolah.
3. Jadwal Kegiatan
Pada display kelas ini tertera seluruh rangkaian kegiatan anak selama di kelas atau di sekolah dari mulai berbaris, berdoa, jurnal menggambar atau menulis, pilar, makan bersama, istirahat, bermain bebas, kegiatan inti, literasi baca buku, dan lain sebagainya.
Setelah saya terapkan hal ini tentunya sangat bermanfaat dan menjadi acuan sehingga peserta didik akan mengetahui jadwal kapan mereka harus makan, kapan mereka harus main, dan kapan harus pulang.
4. Papan Berita PagiÂ
Peserta didik khususnya jenjang anak usia dini melalui pembiasaan baik dilatih untuk bercerita atau menceritakan dirinya dari sejak pulang sekolah kemarin, malamnya dan di pagi hari, kegiatan apa saja yang mereka lakukan sehingga kita dapat menggali informasi sebanyak-banyaknya dari peserta didik.
Banyak sekali manfaat dari display kelas ini, diantaranya memacu peserta didik yang kesulitan berbicara sehingga mau menyampaikan apa yang dilakukannya melalui pengaliran bahasa yang positif dan efektif.
5. Papan Pilar dan Papan Tema
Dari semua display kelas ini merupakan kunci dimana pendidik dan peserta didik melaksanakan kegiatan sesuai dengan tema pembelajaran di sekolah dan melalui pengaliran pilar karakter dengan sebaik-baiknya yang isinya penuh dengan norma dan etika yang baik dan positif bagi anak usia dini dan masih banyak lagi.
6. Papan Kalender
Display kelas yang satu ini tentunya menginformasikan hari, tanggal, bulan dan tahun pada anak usia dini dengan cara mereka yang menempelkan semuanya di papan kalender dengan cara yang menyenangkan.
7. Papan Huruf Alphabet/Abjad dan Angka (Wall Language)
Dalam stimulasi perkembangan pada jenjang anak usia dini tentunya hal ini tidak asing lagi, saya yakin setiap sekolah pasti memilikinya dan terdapat papan huruf atau angka ini, namun dalam penataannya tidak semua menggunakan teknik display kelas yang menarik.
Saya pernah melakukan penelitian atau uji coba di kelas ketika menempelkan poster yang ukurannya kecil dan tidak terjangkau oleh anak dengan yang berukuran sedang sesuai sistem dan terjangkau oleh anak maka hasilnya sangat mencengangkan.
Dimana mereka lebih tertarik terhadap penggunaan display kelas yang sistematis dari pada poster abjad yang bentuknya kecil dan kurang menarik, sejak saat itu maka keduanya tetap saya pasang dan menjadi bahan perbandingan saya ketika mengobservasi kegiatan anak sehari-harinya.Â
8. PelabelanÂ
Sebenarnya display kelas itu sejatinya sesuatu hal yang semuanya ada dikelas dan merupakan bagian dari proses pembelajaran bermakna guna mencapai tujuan pembelajaran dan disiplin positif.
Dalam hal ini pelabelan maksudnya adalah menciptakan suasana yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di kelas dengan memberikan nama-nama sesuai benda tersebut dengan baik sesuai dengan jangkauan peserta didik.
Hal ini merupakan bagian dari display kelas dimana pelabelan benda tersebut sangat penting sehingga anak usia dini menjadi tertarik untuk melafalkan atau membaca huruf demi huruf yang menempel pada benda-benda tersebut.
Misanya : pelabelan kursi pada benda kursi, meja pada meja, sampah organik pada tong sampah organik, rak sepatu pda rak sepatu, lantai pada lantai dan lain sebagainya.
Hubungan Display Kelas dengan Literasi dan Numerasi
Tentu sangat erat kaitannya, dimana pada umumnya kita melabeli kata literasi hanya pada membaca buku, memang betul begitu adanya, jika digali lebih dalam literasi tidaklah hanya melulu pada membaca buku saja.
Namun pada anak usia dini memang perlu dilatih dan latihan untuk mencintai literasi melalui kegiatan membaca buku bersama-sama setiap harinya, agar tumbuh budaya cinta membaca sejak usia dini dan menjadi kebiasaan baik harapan jauh kedepannya.
Saya pun pernah belajar langsung ke IHF menginap beberapa hari dengan mengikuti pelatihan PHBK di sana dengan bantuan beasiswa pelatihan dari Bapak Dr. H. Purwanto, M.Pd. juga mengikuti pelatihan secara intensif beberapa bulan.
Selain itu, ini semua merupakan hasil dari pelatihan PHBK selama 6 bulan yang diprakarsai oleh IHF dan merupakan salah satu metode penerapan pembelajaran menarik dan menyenangkan bagi anak usia dini.
Setiap satuan pendidikan atau sekolah tentu dapat menerapkan manajemen kelas melalui display kelas walaupun tidak memiliki tembok/dinding permanen yang memadai, jika memang kita berusaha maka improvisasi dan inovasi pasti ada solusi.
Kegiatan ini tentunya sangat membantu kami pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini di sekolah dimana pemanfaatan ruang kelas yang baik melalui display kelas yang menarik akan merangsang otak anak yang melihatnya dan tertarik untuk belajar.
Tidak lupa juga melalui penggunaan komunikasi yang positif dn efektif seperti menggunakan bahasa pemantik kepada anak :Â "setelah selsai main, sebaiknya bagaimana ya?" Itu merupakan kalimat pemantik yang memicu 'brain storming' sehingga menghadirkan masalah dan memantik anak untuk melakukan sesuatu tanpa disuruh.
Memang tidaklah mudah, dan tidak sulit juga bila hal tersebut sudah menjadi habituasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan, membiasakan juga itu perlu dengan melatih diri kira juga rekan-rekan semuanya dalam mencapai sikap, perilaku dan karakter yang positif bagi anak usia dini.
Mulai belajar dari hal-hal yang kecil, dari diri sendiri, dari hal yang sederhana secara berulang dan terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan baik, dan hasil yang diharapkan adalah terbentuknya perilaku anak yang memiliki sikap, budi pekerti dan karakter yang baik.
Literasi dan numerasi adalah hal di sekeliling kita yang bisa kita baca dan kita cerna dengan sebaik-baiknya, seperti membaca pola alam, membaca dan menghitung waktu melalui bayangan matahari, membaca perilaku, membaca sekitar kita adalah literasi dan numerasi yang sesungguhnya.
Melihat tanaman layu dan menyiramnya tanpa perintah guru/pendidik adalah karakter baik sesungguhnya, melihat kucing kelaparan adalah literasi sesungguhnya sehingga kita dapat membaca situasi di sekeliling kita dan mencernanya dengan baik.
Peka, peduli dan berempati pada diri, sesama dan alam adalah literasi dan numerasi yang sejati, karena literasi dan numerasi tidak hanya dihimpit ruangan segi empat yang didalamnya harus banyak benda-benda yang bisa di baca ataupun di hitung.
Tidak sesempit itu, beda halnya dengan anak usia dini yang dimana pada tahapan pertumbuhan dan perkembangannya adalah mengenal literasi dan numerasi di sekolah melalui rancangan kelas yang menggunakan display kelas yang sistematis, menarik juga menyenangkan bagi anak usia dini.
Semua hal tersebut di atas sudah saya lakukan hingga saat ini bersama pendidik dan tenaga kependidikan yang lainnya di sekolah, di kelas sehingga dapat saya curahkan di sini sebagai pengingat dikala saya lupa. (Manusiawi mak!)
Jadi tulisan ini saya dedikasikan kepada orang-orang baik di sekeliling saya yang sudah membantu, berpartisipasi dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan di sekolah, semoga menjadi amal jariyah bagi mereka, Aamiin...Â
Bukan sekedar cerita dan mengarang suara, ini adalah bentuk literasi dan numerasi berdasarkan pengalaman yang nyata dan kontekstual yang menguatkan saya hingga sampai berada pada titik ini.
Semoga semua pendidik yang membaca tulisan ini tidak pernah menyerah apapun keadaannya, semoga dapat mengaplikasikan display kelas di sekolahnya dengan baik.
Terima kasih kepada bapak Dr. H. Purwanto, M.Pd dan Ibu Dr. Hj. Nur Aisah Jamil, M.Pd. dan IHF sudah memberikan kepercayaan terbaiknya.
Salam Cinta Anak Usia Dini
Purwakarta, 18 November 2023
Hana Marita Sofianti
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H