Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Display Kelas sebagai Sarana Pendidikan Anak Usia Dini

18 November 2023   23:27 Diperbarui: 18 November 2023   23:29 845
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap satuan pendidikan atau sekolah tentu dapat menerapkan manajemen kelas melalui display kelas walaupun tidak memiliki tembok/dinding permanen yang memadai, jika memang kita berusaha maka improvisasi dan inovasi pasti ada solusi.

Kegiatan ini tentunya sangat membantu kami pendidik dan tenaga kependidikan anak usia dini di sekolah dimana pemanfaatan ruang kelas yang baik melalui display kelas yang menarik akan merangsang otak anak yang melihatnya dan tertarik untuk belajar.

Tidak lupa juga melalui penggunaan komunikasi yang positif dn efektif seperti menggunakan bahasa pemantik kepada anak : "setelah selsai main, sebaiknya bagaimana ya?" Itu merupakan kalimat pemantik yang memicu 'brain storming' sehingga menghadirkan masalah dan memantik anak untuk melakukan sesuatu tanpa disuruh.

Memang tidaklah mudah, dan tidak sulit juga bila hal tersebut sudah menjadi habituasi bagi pendidik dan tenaga kependidikan, membiasakan juga itu perlu dengan melatih diri kira juga rekan-rekan semuanya dalam mencapai sikap, perilaku dan karakter yang positif bagi anak usia dini.

Mulai belajar dari hal-hal yang kecil, dari diri sendiri, dari hal yang sederhana secara berulang dan terus menerus sehingga menjadi suatu kebiasaan baik, dan hasil yang diharapkan adalah terbentuknya perilaku anak yang memiliki sikap, budi pekerti dan karakter yang baik.

Literasi dan numerasi adalah hal di sekeliling kita yang bisa kita baca dan kita cerna dengan sebaik-baiknya, seperti membaca pola alam, membaca dan menghitung waktu melalui bayangan matahari, membaca perilaku, membaca sekitar kita adalah literasi dan numerasi yang sesungguhnya.

Melihat tanaman layu dan menyiramnya tanpa perintah guru/pendidik adalah karakter baik sesungguhnya, melihat kucing kelaparan adalah literasi sesungguhnya sehingga kita dapat membaca situasi di sekeliling kita dan mencernanya dengan baik.

Peka, peduli dan berempati pada diri, sesama dan alam adalah literasi dan numerasi yang sejati, karena literasi dan numerasi tidak hanya dihimpit ruangan segi empat yang didalamnya harus banyak benda-benda yang bisa di baca ataupun di hitung.

Tidak sesempit itu, beda halnya dengan anak usia dini yang dimana pada tahapan pertumbuhan dan perkembangannya adalah mengenal literasi dan numerasi di sekolah melalui rancangan kelas yang menggunakan display kelas yang sistematis, menarik juga menyenangkan bagi anak usia dini.

Semua hal tersebut di atas sudah saya lakukan hingga saat ini bersama pendidik dan tenaga kependidikan yang lainnya di sekolah, di kelas sehingga dapat saya curahkan di sini sebagai pengingat dikala saya lupa. (Manusiawi mak!)

Jadi tulisan ini saya dedikasikan kepada orang-orang baik di sekeliling saya yang sudah membantu, berpartisipasi dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan di sekolah, semoga menjadi amal jariyah bagi mereka, Aamiin... 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun