Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengenal Profil Peserta Didik dan Gaya Belajar Anak Usia Dini

8 Januari 2023   00:13 Diperbarui: 8 Januari 2023   00:27 2777
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : Generasi Alpha (Anak Usia Dini) |dokumentasi pribadi

" Profil peserta didik dan bagaimana gaya belajarnya kita sangat perlu mengenal dan memahaminya dulu sebelumnya, khususnya jenjang anak usia dini agar lebih memahami bagaimana cara memfasilitasinya dan membentuk karakter seutuhnya sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan secara optimal" (Hana Marita Sofianti)

Sebelumnya sudah dibahas tentang konsep dasar pendidikan holistik berbasis lingkungan dan segala faktor yang mempengaruhinya yaitu revolusi industri, society dan evolusi sistem yang di dalamnya terjadi transformasi pada tatanan kehidupan manusia.

Semuanya pada tahap ini berpusat pada seluruh sistem operasi 'mendidik manusia seutuhnya' yang terkoneksi pada abad 21 dengan mengenal, memperhatikan dan memahami profil peserta didik dan bagaimana cara atau gaya belajar mereka.

Apa itu Profil Peserta Didik?

Sebelumnya mari kita fahami apa itu profil peserta didik, merupakan keseluruhan dari data dan fakta tentang informasi peserta didik 'manusia' pada jenjang generasi tertentu yang dibatasi oleh usia dan faktor umur.

Semuanya diteliti dan digambarkan menurut usia dan pengalaman mereka dalam menempuh kehidupan khususnya di jenjang pendidikan yang dipengaruhi oleh sistem operasi.

Apa itu Gaya Belajar?

Sedangkan gaya belajar adalah teknik atau cara seseorang, individu atau kelompok dalam mempelajari sesuatu hal dalam menerapkan atau memfasilitasi kegiatan yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan untuk tujuan tertentu, tentunya dipengaruhi oleh paradigma pendidikan yang bertransformasi.

Profil Peserta Didik dan Gaya Belajar dari Setiap Generasi

Sebelum mengulas jenjang anak usia dini, mari kita mengenal, memperhatikan dan memahami seluruh Profil Peserta Didik dan Gaya Belajarnya : 

Generasi Usia 71+Th 'Builders'

Generasi ini sekarang atau pada tahun ini sekitaran umur 71+ tahun lebih atau kelahiran sekitar tahun 1951, 6 tahun setelah Indonesia merdeka dan mereka adalah generasi yang berada pada tahap revolusi industri 2.0,  society 3.0 dimana mereka adalah saksi tidak bisu, ups! Hehe .... Peradaban manusia menuju industri dan mesin otomasi.

Dalam kata lain mereka adalah saksi dimana peradaban manusia tumbuh dan berubah jadi generasi ini sering di sebut 'pembangun' karena mengalami perubahan khususnya dalam segi pembangunan, baik itu sistem pemerintahan, pendidikan dan bentuk fisik bangunan itu sendiri.

Mengalami mesin tik cetak-cetok, seperti lato-lato, eh! Atau bahkan mengalami main lato-lato juga ya, hihihi .... oke lah bay de way may way... Mereka adalah generasi yang panjang umur jika mereka masih ada saat ini.

Gaya belajar mereka pun ada pada tahap sistem operasi (S.O) 2.0 sekitar tahun 1952 (S.O 2.0 berada pada tahun 1870-1969) yaitu berpusat pada output dan efisiensi, bersandar pada ujian, belajar ala bulimia, cepat masuk cepat keluar dengan ditandai ujian sebagai satu-satunya jalan untuk meraih kelulusan.

Generasi Usia 52-70th 'Baby Boomers'

Lain halnya dengan generasi ini yaitu manusia dengan kelahiran sekitar pada tahun 1970 ( S.O 3.0 diawali pada tahun 1969-2011) yang sekarang relatif berusia antara 52-70 tahun dan menjadi saksi perubahan teknologi dan informasi, ditandai dengan telegram, pager, walkman, surat cinta kertas warna warni wangi-wangian, eh! Dan rentan lebih suka media sosial FB atau Facebook, ups! Maaf keceplosan, hehe...

Mereka berada pada tahap revolusi industri 3.0 yaitu berpusat pada outcome dan pengguna, berpusat pada pembelajar dan masalah, namun pada kenyataannya banyak juga dari mereka yang sukses pada hari tua, terbukti dengan tidak sedikit yang menjadi ahli dibidangnya.

Dan tidak sedikit juga dari mereka yang, maaf 'gaptek' maklum saat itu jarang bahkan tidak adanya media online karena adanya surat kabar dan majalah/ media cetak, juga banyaknya buku-buku seperti si petruk dan si gareng, atau buku-buku azab neraka, hii serem... begitulah.

Tapi jangan heran banyak diantara mereka yang menjadi 'kutu buku' mengingat pengetahuan dan informasi dan mereka benar-benar membaca, rata-rata bersumber dari buku-buku pelajaran sebagai contoh buku RPUL (Rangkuman Pengetahuan Umum Luar, cung! Yang pernah baca) buku ini pernah saya baca dengan cetakan pertama tahun 1985-an dengan tampilan kumal dan lecek saat itu.

Gaya belajar generasi ini adalah hanya mendukung akademik untuk materi pembelajaran dan aktivitas terbatas yang hanya mengejar gelar, ijazah dan sertifikat saja dan jarang dari mereka yang bekerja sesuai dengan keahliannya.

Generasi Usia 37-51th 'Generation X' 

Rata-rata generasi ini adalah kelahiran tahun 1985 ( berada pada tahap S.O 3.0 dan 4.0 tahun 1969-2011 dan sekarang tahun 2023) dimana mereka adalah generasi milenial (milenium 2000, jadi ingat albumnya BSB, boyband itu, hehe)  yang sering disebutkan oleh sebagian orang, karena masih eksis sampai saat ini.

Mereka benar-benar saksi sejarah perubahan dalam peradaban manusia baik dari segi teknologi dan informasi, dimulai dari handphone 'tat tit tut' (nirirtnit, hehe) layar monochrome, pixel, megapixel, sound monophonic, polyphonic, hingga lagu sepotong. Aihh... asyiknya...

Berlanjut saksi sejarah beralih ke X-Press Music apapun tipe handphonenya, lalu ke Blackberry, eh... Maaf keceplosan lagi, haha... Lanjut ke smartphone for smart people .... Rata-rata adalah pengguna medsos juga dan lebay, walau gak semuanya.... Hihihi

Gaya belajar Generasi-X ini adalah paling unik menurut saya, karena mengalami perubahan mesin komputer dari biasa, pentium-pentiuman,  disket-disketan yang segede gaban, eh segede buku catatan maksudnya, lanjut ke laptop lalu ke MP3 player yang berupa CD, VCD, ahh... dan lain sebagainya, pokoknya mengalami semua perubahan tersebut.

Dimana mereka juga mengalami perubahan mata pelajaran misalnya : PSPB (Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa), PMP (Pendidikan Moral Pancasila), PPKN (Pendidikan Pancasila dan KewargaNegaraan), PKN (Pendidikan KewargaNegaraan) dan lain sebagainya.

Intinya mereka cenderung menyukai gaya belajar guru yang baik dan terbiasa dengan berdiri di depan kelas (classical), yang saat itu gaya tersebut adalah cara yang menurut zamannya adalah cocok dan sekarang sudah tidaklah relevan untuk digunakan.

Generasi Usia 22-36th 'Generation Y'

Generasi ini ada pada tahap revolusi industri 3.0 dan 4.0 juga Society 4.0 dan 5.0 dimana mereka lahir kisaran sekitar tahun 2000, tahun saat milenial/ era milenium booming dan lahir, jadi menurut saya mereka masih bayi pada saat itu dan terpapar pola asuh dan pola didik era milenium saja.

Gaya belajar mereka masih terpengaruh oleh generasi sebelumnya dimana pola ajar juga didapatkan oleh pendidik atau guru yang lulusannya juga saat itu adalah berada pada sistem operasi 2.0 dan 3.0. 

Coba bayangkan? Baik Generasi X ataupun Y mereka di didik dan di asuh dengan pola sebelumnya, namun pada generasi keduanya memiliki pola pikir dan mindset lebih pada menerima perubahan dan paradigma, sebab mereka adalah salah satu pelaku utama perubahan itu saat ini.

Suatu perubahan gaya belajar setiap generasi tentunya memiliki tantangannya masing-masing, dimana generasi sebelum X dan Y memiliki pola didik dan pola ajar 'pasif' karena mereka terbiasa D3 (ehm! Duduk, Diam, Dengarkan) jadi tidak jarang yang sulit melakukan perubahan mindset, walau tidak sedikit ada yang mulai menyadari dan mengikuti alur.

Generasi Usia 7-21th 'Generation Z'

Gaya belajar Generasi Z itu lebih bergantung pada teknologi, menyukai format audiovisual, kritis pada saat mengemukakan pendapat, mudah memahami contoh kongkrit, gemar berinovasi, dan mampu belajar dengan baik dari guru yang memposisikan diri sebagai sahabat.

Generasi Z lahir pada tahun 2015 dan menjadi peserta didik jenjang SD saat ini juga lahir pada saat teknologi dan informasi serba canggih dan serba digital, membuat mereka 'loss learning' ketika pandemi dan mengalami kondisi hilangnya pengetahuan dan keterampilan disebabkan pembelajaran di rumah dalam jangka waktu yang lama.

Foto : Generasi Alpha yang kritis, terampil dan kontekstual ketika proyek/praktek menanam microgreen |dokumentasi pribadi
Foto : Generasi Alpha yang kritis, terampil dan kontekstual ketika proyek/praktek menanam microgreen |dokumentasi pribadi

Mengenal Profil Peserta Didik dan Gaya Belajar Anak Usia Dini

Generasi Usia dibawah 7th 'Generation Alpha' 

Mereka yang lahir pada generasi ini memiliki keunggulan berupa teknologi yang telah maju pesat pada zaman mereka lahir, dan mereka dapat belajar dari sumber manapun yang sebelumnya sulit menjadi mudah bagi mereka.

Berada pada tahap Society 5.0 dan revolusi industri 4.0 juga Evolusi Sistem tahap 4.0 mendidik manusia seutuhnya, ada yang menyebutkan bahwa generasi ini lahir antara tahun 2011-2025, namun seiring berkembangnya pengetahuan mereka berada di bawah usia 7 tahun atau disebut anak usia dini.

Anak yang lahir kisaran pada rentang tahun 2016-2022 ini biasanya ada yang tahan didepan layar smartphone berlama-lama (youtube, dll) , namun anak yang lahir rentang tahun 2020-2022 mereka hanya 10/20 detik saja dengan mengusap layar smartphone pada tampilan 'rells' dalam satu aplikasi medsos. 

Bedanya anak usia dini yang saya asuh dan didik sejak 18 tahun yang lalu sangatlah terlihat jelas, dimana mereka memiliki kecenderungan mudah bosan dan lelah dikarenakan terpapar gadget dan lainnya.

Profil peserta didik Generasi Alpha adalah generasi usia 0-6 tahun yang berada pada tahap pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, melalui 6 aspek pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003.

Baiknya kita mengenal profil peserta didik dan gaya belajar anak usia dini atau Generasi Alpha sebagai berikut : 

1. Menyukai pembelajaran berbasis virtual dan digital, artinya mereka akan tertarik jika pembelajaran disesuaikan dengan karakteristiknya di dalam kehidupannya sehari-hari.

2. Menyukai sistem belajar yang fleksibel dan tidak banyak aturan, artinya dalam penerapannya guru/pendidik harus benar-benar membuat kesepakatan terkait 'aturan' baik bermain atau belajar bersama mereka dengan penyampaian yang menyenangkan dan gembira.

3. Menyukai pembelajaran berbasis proyek, dengan apa yang ditonton mereka sehingga menjadi tuntunan membuat mereka ingin mencoba melakukan hal yang baru dan membuat pengalaman berbasis proyek.

4. Mengutamakan kolaborasi, anak usia dini tidak merasa enggan dalam hal ini artinya mereka memiliki sikap bergotong royong dan mengajak teman untuk berpartisipasi dalam melakukan berbagai hal.

5. Lebih fokus pada keterampilan dan kontekstual, adalah mereka yang senang melakukan berbagai hal secara nyata dan mengalami pengalaman bermain sambil belajar yang menyenangkan.

 Dari sekian banyak gaya belajar setiap generasi di atas, saya lebih cenderung membahas bagaimana memfasilitasi Generasi Alpha di tulisan berikutnya, karena selain menyeimbangkan dengan kearifan lokal 'kaulinan budak' yang saya ulas juga sebagai dasar bahwa setiap pendidik/guru harus mengenal, memahami dan memfasilitasinya.

Salam Cinta Anak Usia Dini

Hana Marita Sofianti

Purwakarta, 08 Desember 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun