Bentuk keberhasilan pemerintah adalah setelah mengetahui bagaimana sungai Citarum sebelumnya dan bagaimana perubahan selanjutnya.
Yang menjadi sorotan sebelumnya adalah sebagai berikut :
"Dikabarkan dalam Daily Mail Inggris tahun 2007 bahwa kotornya sungai Citarum membuatnya tidak layak untuk memenuhi kebutuhan masyarakat" (Richard Shears).
Lalu sungai Citarum juga menjadi sorotan World Bank pada tahun 2018 sebagai sungai paling tercemar di dunia, mengingat fungsinya tidak hanya untuk rakyat Jawa Barat saja melainkan untuk DKI Jakarta juga.
Dari hal tersebut di atas, Pemerintah yakni Presiden Joko Widodo melakukan upaya cepat tanggap untuk "Revitalisasi" sungai Citarum.
Dengan mengeluarkan PP No. 15 Tahun 2018 tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran & Kerusakan Daerah Aliran Sungai, ditandatangani pertanggal 14 Maret Tahun 2018.
Pada Februari tahun 2018 sebelum peraturan diresmikan Presiden, telah terbentuk tim atau Satgas Citarum Harum yang dipimpin oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.
Pangdam III Siliwangi dan Kapolda Jawa Barat juga ikut berkiprah dan berperan sebagai wakil Satgas Citarum Harum tersebut.
TNI yang terlibat dalam Revitalisasi Satgas Citarum Harum sejak tahun 2016 tidak tanggung-tanggung yang dikerahkan jumlahnya adalah sebanyak 2300 orang.
Dari jumlah tersebut terbagi menjadi 23 sektor yaitu supaya dapat menjaga dan mengawasi program Citarum Harum sampai dengan saat ini.
Saat ini sungai yang mengaliri 10 Kabupaten dan 3 kota besar serta memiliki DAS sepanjang 12.000 kilometer persegi telah mengalami perubahan yang sangat baik.