Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Ibu Merangkap Jabatan di Rumah

3 November 2020   19:00 Diperbarui: 3 November 2020   19:07 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi via freepik

"Sebaik-baik peran ibu adalah sosok terbaik bagi anaknya" (Hana Marita S)

Banyak ibu yang dapat merangkap menjadi seorang ayah, tetapi sangat jarang sosok ayah yang dapat menggantikan posisi seorang ibu. Seribu satu.

Entah apa yang terlintas di hati dan pikiran ketika admin menantang Kners untuk menuliskan bertukar peran di rumah.

Saya hanya mau ikut serta saja menuliskan hal-hal yang berguna dan positif, setidaknya bagi diri sendiri. Menulis untuk mencegah kepikunan dini.

Sering membaca artikel atau tulisan yang lewat di beranda media sosial, entah siapa yang menulisnya tetapi tulisan tersebut memang layak di ulas.

Contoh tulisan receh yang suka lewat di beranda medsos adalah seperti : "Wahai Suami jangan jadikan istrimu sebagai tulang punggung bagimu, karena dia adalah tulang rusuk bagimu" 

Ada lagi sebuah kisah dilansir dari Kompas.com, sebagai berikut :

"Kisah Istri-istri Tangguh yang Jadi Tulang Punggung Keluarga Saat Suami Sakit" (Kompas.com/Kamis, 06 Agustus 2020)

Didalamnya terdapat kisah seorang ibu yang menggantikan peran sosok suami ketika sakit dalam mencari nafkah.

Selintas jika dibaca tidak ada yang salah dengan peran tersebut dikarenakan sang suami sakit. Boleh-boleh saja. 

Malahan sang ibu mendapatkan sebuah amalan atau perbuatan baik yang tak terhingga pahalanya karena menggantikan sebuah posisi suami karena udzur.

Yang jadi permasalahan justru adalah sosok suami yang memiliki gaya hidup malas bekerja dan hanya mengandalkan sang istri untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, dengan terpaksa.

Tidak sedikit yang demikian, sehingga peran ayah merupakan peran taruhan dan sebuah nama semata di dalam keluarga. Baiklah saya tidak akan membahas itu semua. 

Pembahasan atau ulasan akan saya sebutkan pada salah satu ibu anak didik saya, sebut saja namanya Bunga dan anaknya Cinta.

Bunga ini sudah menggantikan peran suaminya semenjak Cinta lahir, bahkan ketika didalam kandungan.

Sosok peran ayah yang hilang dari calon bayi Cinta dan sosok suami yang raib dari sang ibu Bunga, sungguh sangat berpengaruh pada awal hari-hari pertama mereka. Membuat Bunga berperan ganda, rangkap jabatan.

Tibalah Cinta lahir, dengan penuh kasih sayang Bunga pun mengurus Cinta tanpa kurang apapun. Semua kebutuhannya sebagai seorang ibu merangkap ayah dilakukannya sambil berjualan kecil-kecilan.

Saat Ibu Merangkap Jabatan di Rumah

Seperti manajemen tukang lotek, hehehe! Sosok Bunga mulai menyiapkan lapak dagangannya sendiri, memasak sendiri, mengurus Cinta sendiri, sampai ambil kayu bakar pun sendiri.

Bedanya dengan berita di Kompas.com di atas, sang istri rela menggantikan peran dan posisi suaminya karena sang suami sakit.

Sedangkan Bunga justru harus menggantikan posisi suaminya karena sudah tiada, meninggal. Sedih!

Saya yakin banyak sosok wanita seperti Bunga di dunia ini yang tetap tangguh menggantikan posisi suaminya tatkala anaknya membutuhkannya.

Slogan istri sebagai tulang rusuk sudah tidak berguna lagi bagi Bunga kecuali dia menemukan sosok yang terbaik bagi buah hatinya.

Satu yang dikhawatirkan sosok Bunga, dia hanya tidak mau ayah baru bagi Cinta kelak suatu saat tidak bisa menerima anaknya.

Berat memang, disisi lain Bunga harus menggantikan peran ayah bagi Cinta, secara psikologis pun Cinta membutuhkan sosok ayah real bagi dirinya.

Itulah kisah Bunga, sosok ibu bagi Cinta anaknya yang ditinggal suaminya meninggal. 

Ada pula sosok Bunga lain yang mungkin merangkap jabatan dirumahnya karena bercerai dan lain sebagainya.

Artinya menggantikan sosok suami dalam mencari nafkah, dan melakukan tindakan sebagai pembuat keputusan dalam permasalahan rumah tangga, sendiri.

Selain itu, berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 15,7 persen dari 10,3 juta wanita yang tercatat sebagai kepala keluarga (Kompas.com)

Angka yang sangat fantastis ketika di telaah, karena memang peran serta sosok suami sangat penting dan berpengaruh bagi keluarganya.

Bagaimana jika Suami Istri sibuk dengan Jabatannya yaitu bekerja diluar Rumah?

Dalam kehidupan pasangan suami istri tukar peran rumah tangga dalam berkeluarga pasti terjadi, semua orang pasti mengalaminya. Ujungnya saling membantu.

Baik itu ketika mencuci, memasak, bahkan seorang kakek dan nenek pun banyak yang menggantikan peran ibu dan bapak dari cucunya, karena anak dan menantunya sibuk bekerja di luar.

Sesaat ketika orang tua sibuk dan tanggung jawab mendidik anak lari dan berpindah kepada sosok nenek atau kakeknya, memang secara psikologis anak akan terpenuhi kasih sayangnya walau tidak 100 persen.

Tetapi hal itu lebih baik sekian persen daripada dititipkan kepada pembantu dan orang yang tidak dikenal sama sekali. 

Bisa juga dengan menitipkan kepada tetangga atau saudara yang dikenal yang jelas perangai dan kelakuan kesehariannya.

Karena anak adalah peniru yang ulung, maka dikhawatirkan akan terjadi pengcopy-an karakter anak terhadap apa yang disimaknya dari orang lain.

Sebaik-baiknya ibu yaitu seperti sosok Bunga tadi tetap merawat anaknya walaupun menjadi seorang ibu yang merangkap jabatan di rumahnya karena suaminya meninggal.

Sebagai guru PAUD saya selalu mengingatkan untuk tetap mendampingi anaknya walau sesibuk apapun, walau orang tuanya mengalami perceraian, walau menitipkan kepada keluarga terdekat sekalipun.

Karena, usia emas yang anak-anak kita miliki saat kecil tidak akan pernah terulangi lagi dan tidak akan pernah tergantikan lagi suatu saat nanti.

So! apapun gaya hidup di rumahmu, nikmati peranmu walau menjadi sosok ibu, nenek, ayah, kakek, bibi, paman sekalipun atau siapapun itu dalam keluarga kecilmu. Jadilah orang ternyaman dan terdekat bagi anak-anakmu.

Salam.

Emak-emak biasa aja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun