Ke depannya para guru Paud akan dipandu dan diarahkan kepada hal yang positif tentang kepenulisan baik itu di medsos atau lainnya dan menjadi sebuah karya nyata bersama.
Pertama kali adalah Tutor Paud, Pamong Paud hingga berkembang dan layak disebut Guru Paud dan ada yang di sebut Guru Pendamping, dan Guru Pendamping Muda.
Sudah 15 Tahun saya berdiri sebagai Guru Paud, Pengurus Lembaga, Ketua Lembaga, selanjutnya menjadi Kepala Sekolah, sehingga menjadi pemerhati dikalangan Guru Paud karena pengalaman tersebut.
Usia Remaja, saya hadir dan ada sejak Organisasi Himpaudi pertama kali dibentuk, jadi saya tahu persis sejarah panjang Himpaudi dari waktu ke waktu.
Usia Himpaudi juga sama dengan usia Lembaga Sekolah yang saya rintis. Beda tipis. Karena program Paud ini sudah terbentuk sebelum Organisasi Himpaudi ada.
Kenapa saya membuat kelas menulis? Karena dengan menulis otomatis kita mau membaca. Memang tidak menjadi jaminan dengan membaca jadi bisa menulis. Tetapi mencoba lebih baik daripada tidak sama sekali.
Tujuan saya hanyalah membuka jalan dan wawasan kepada setiap guru Paud baik yang baru atau pun yang sudah lama usia mengajarnya lebih daripada saya.
Pengalaman tersebut saya jadikan cermin sehingga tertuanglah dalam satu tulisan, Suka Duka Menjadi Guru Paud, sebagai berikut:
1. Profesi yang Lillah bukan Lelah
Sebagaimana sering digaungkan oleh pengurus pusat, daerah dan cabang menjadi guru Paud adalah kerja Lillah bahkan terkenal dengan gaji Sajuta-nya yaitu kepanjangan dari Sabar Jujur dan Tawakal/Takwa.