Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Persahabatan yang Jauh

13 Oktober 2020   17:08 Diperbarui: 13 Oktober 2020   17:28 356
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia, F sangat menjunjung tinggi arti persahabatan dan kebaikan. Karena kebaikan yang beliau tanam sejak saat itu membuat saya menjadi sosok yang tegar dan kuat hingga saat ini.

Yang lebih aneh lagi dari persahabatan ini adalah kita jelas berbeda agama dan berbeda latar belakang serta budaya tetapi kita satu hati dan satu arti.

Saya sendiri heran ternyata di dunia ini masih ada manusia yang langka dengan sikap dan sifatnya yang baik, seribu banding satu. Perlu ditiru. Minimal menjadi suatu kisah inspiratif dalam diri ini dan bagi pembaca yang budiman.

Apakah pernah diantara kalian mengalami hal sama seperti saya? Yuk kita tulis kisah inspiratif konten positif berdasarkan kisah nyata dari pribadi diri kita untuk menambah wawasan dan menyebarkan kebaikan.

Saya menuliskan hal ini adalah suatu bentuk hal positif dan hanya ingin berterima kasih kepada beliau atau sahabat saya F yang jauh dan sudah ada walau jauh di mata dan tidak pernah menyapa, namun bantuan dan perhatiannya selalu ada serta tidak tahu bagaimana caranya hanya untuk sekedar berucap terima kasih banyak.

Penasaran kan siapa F itu? Beliau adalah seorang dokter yang dulu bertugas di desa saya ketika pertama kali saya juga merintis sekolah yang didirikan.

Tanpa alat peraga tanpa buku-buku, tanpa kelas, tanpa bangku, tanpa ruangan, belajar seadanya dengan menggunakan dan memanfaatkan media alam yang ada seperti daun,batu, ranting dan dilaksanakan di luar ruangan, di bawah pohon, di kebun karet di manapun.

Melihat keadaan seperti itu beliau terharu dan menyebutkan saya adalah inspirasinya. Satu hal yang paling penting yaitu lebih anehnya lagi beliau mengetahui kondisi saya bahkan saat melahirkan anak pertama padahal kita tidak pernah bertemu, tanpa komunikasi dan tanpa pamrih, itu nyata adanya. Semoga beliau membaca tulisan saya.

Salam. Persahabatan yang Jauh.

Purwakarta, 13 Oktober 2020.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun