"Selamat siang!
Terima kasih atas kunjungannya ke Ayam Bakar Pedo Cibatu.
Kami menerima saran dan masukan atas masakan dan pelayanan yang kami berikan.
Semoga semuanya memuaskan yah....
Untuk mendapatkan promo menarik lainnya silahkan save nomor WhatsApp ini.
Terimakasih".
Ayam bakar pedo ~ miara rasa
Begitu isi pesan chat bentuk pelayanan dari Rumah Makan Ayam Bakar (bakakak) Pedo Purwakarta, setelah sebelumnya menerima hadiah berupa es jeruk gratis apabila mengisi form yang disediakan didepan dan mengisinya dengan nomor Whatsapp kita sebagai pengunjung guna bahan penilaian kepuasan pelanggan.
Ayam bakar yaitu sering disebut "bakakak" oleh orang Sunda adalah makanan berupa ayam kampung dan dibumbui khas sedemikian rupa lalu dibakar/dipanggang. Siapa coba yang tidak suka menikmati makanan khas yang satu ini? Semua orang dari mulai anak-anak, remaja, dewasa, muda dan tua pasti menyukainya.
Terkecuali orang yang phobia ayam atau penyayang binatang ayam dan sejenisnya, atau seorang vegetarian yang tidak akan sanggup melahap daging-dagingan termasuk ayam dan telurnya. Tetapi disini kita tidak akan membahas hal tersebut.Â
Siang tadi, untuk yang kesekian kalinya yaitu pada hari Rabu, 05 Agustus 2020 saya menikmati ayam bakar "Pedo" khas Purwakarta yang berlokasi di Jl. Raya Campaka, Cilandak, Kecamatan Cibatu, Kabupaten Purwakarta 41181, Jawa-Barat, Indonesia.
Kenapa? Karena selain menu unggulan khas ayam bakar yang empuk dagingnya disana juga menyediakan makanan khas kota Purwakarta lainnya seperti, sate maranggi, ikan gurame bakar atau cobek, sop iga, ikan bakar, cobek ikan nila, belut goreng, cobek belut, dan lain sebagainya. (Cobek juga merupakan salah satu nama makanan khas Sunda selain bakakak).
Nama perusahaan Ayam Bakar Pedo adalah nama brand asli dari pemilik usaha kuliner itu sendiri. Gaji pokok karyawan disana rata-rata Rp. 700.000,- , selebihnya lagi berupa bonus dan lemburan.
Menu yang diandalkan disini memang ayam bakar, tetapi rasanya berbeda dengan ayam bakar ditempat lainnya yang ada di Purwakarta.
Menu andalan yang saya suka disini justru adalah ayam bakarnya dengan bumbu rempah yang khas plus tumis/cah kangkung yang berbeda dengan tempat lainnya (karena disini memakai udang, sedangkan rata-rata ketika saya kuliner atau makan ditempat lain, jarang bahkan tidak ada cah kangkung yang memakai udang selain di tempat ini).
Pepes ikan teri juga sangat enak dilidah ketika menikmatinya disiang hari ditambah pepes jamur dan ikan peda, wuihh mantapp!.
Harga yang ditawarkan juga relatif murah dan terjangkau, misalnya pepes tahu Rp.3000,-dan untuk satu piring nasi hanya Rp. 5000,- saja sama dengan harga semangkuk sayur asem, serta untuk satu ekor ayam bakar berkisar seharga Rp. 65.000,- saja, mengingat ditempat lain sudah lebih dari harga tersebut.Â
Apabila membeli perpotong ayam bakar juga dibanderol hanya Rp. 16.000,-. Lebih murah lagi ada harga paketan sudah plus lalapan dan tahu tempenya, masalah air teh hangat itu mah gratis atuh! Pastinya, hehehe.
Paket hemat juga tersedia, paket komplit serta paket-paket lainnya yang dapat disesuaikan dengan kocek dan pendanaan kantong serta isi dompet kita.
"Selamat Pagi Pelanggan Ayam Bakar Pedo!Â
Ingin memberitahukan kalau mulai hari ini.
Pada hari Jumat ayam bakar pedo cisantri *tutup sementara* .
Mulai dari jam 11 buka kembali jam setengah 1 siang.
Untuk melaksanakan sholat Jumat di masjid.Â
Kalau mau makan jam 11. Boleh di wa-kan dulu pesanannya. Biar nanti kami siapkan."Â
Ayam Bakar Pedo~ Miara Rasa
Ada hal yang menarik bagi saya untuk diulas di dalam artikel ini, yaitu hal diatas. Sebagaimana telah di sebutkan, setiap hari Jumat mereka tutup sementara dan pesan itu tertulis sejak 03 Juli ketika layanan online chat saya ikuti dalam hadiah gratis 1 gelas es jeruk sebelumnya.
Betapapun pekerjaan itu penting, ada hal yang sangat penting juga, dan wajib serta tidak bisa di tinggalkan, yaitu Sholat Jumat bagi karyawan yang rata-rata adalah laki-laki disana.
Manajemen yang patut diapresiasi dan diberikan empat jempol menurut saya, karena kebanyakan rumah makan lainnya jarang ada yang menerapkan peraturan seperti itu.
Oh iya, tempat RM Ayam Bakar Pedo juga memiliki ciri khas tempat makan lesehan dan memakai meja seperti umumnya tempat makan lainnya, bedanya kita akan disuguhkan dengan view sawah langsung di belakangnya dan suara nyanyian bambu digantung yang bernada ketika tertiup angin ( Kolontang ).
Tempat kuliner ini dapat digunakan untuk pertemuan/rapat, acara formal maupun non formal, dan lainnya. Karena selain datang secara pribadi juga saya pernah mengikuti kegiatan rapat dinas disana.
Kuliner ini saya tulis sengaja di artikel saya karena ada sisi hal yang sangat menarik perhatian saya yaitu pemilik mengijinkan karyawan untuk beribadah sholat jumat.
Tentunya selain dari pada itu tersedianya es jeruk gratis bagi satu nomor Whatsapp yang terdaftar sebagai pelanggan baru (tidak berlaku kelipatan dengan nomor yang sama apabila balik lagi makan disana ya! Hihihi ).
" Begitu banyak orang mempunyai usaha di dunia ini, namun lupa pada akhiratnya. Begitu pula sebaliknya siapa saja yang tidak lupa akhiratnya maka dunia akan menghampirinya". (Hana Marita)
Begitu kiranya kesimpulan yang saya dapat petik hikmahnya ketika saya mengunjungi Rumah Makan Ayam Bakar Pedo dengan slogan "Miara Rasa" (bahasa Sunda yang artinya : Memelihara Rasa).
Saya berharap tulisan ini menjadi motivasi yang baik bagi siapa saja yang membacanya, bahwa tidak ada salahnya siapapun, dari kalangan bisnis manapun untuk meniru hal baik dan bermanfaat yang dilakukan oleh owner Rumah Makan Ayam Bakar Pedo di Purwakarta tersebut. Terutama jika pembaca melewati Rumah Makan Ayam Bakar Pedo di Purwakarta jangan lupa mampir dan mencicipinya ya!.
Salam, emak-emak kulineran.
Purwakarta, 06 Agustus 2020.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H