Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sambut Imlek 2020 dengan Toleransi

23 Januari 2020   20:10 Diperbarui: 24 Januari 2020   22:47 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ungkapan di atas tentu akan menyakiti orang yang mendengarnya apalagi seorang muslim. Di dalam kitab Cabang-cabang iman pun mengucapkan kafir terhadap orang kafir tidak di perbolehkan apalagi kepada sesama muslim, tentu sangat berbahaya.

Seperti Syaikh Nawawi Albantani menerangkan bahaya mudah mengkafirkan sesama muslim dalam kitabnya tentang hal ini. Kafirnya seorang muslim itu harus ada penjelasan dan alasan serta harus dideklarasikan di khalayak ramai/umum.

Memang harus ada pernyataan dari dirinya sendiri kalau dia mau keluar dari agamanya (minimal untuk zaman sekarang tanda tangan di atas materai), sama seperti orang non-muslim yang akan masuk islam, bukan oleh lidah dan ungkapan dari orang lain.

Jadi bagi kita yang beragama muslim mohon untuk tidak menelan sesuatu dengan mentah, karena untuk mempelajari 1 ayat Al-qur'an saja kita perlu Asbab An Nuzul dari ayat tersebut serta perlu mengkaji lagi tafsir dari Al-Qur'an tersebut dan itu tidak akan berubah maknanya.

Nah kenapa harus mengkaji lagi lewat kitab kuning? Sebab para ulama para syaikh warosatul anbiya diturunkan oleh Allah untuk menjelaskan dan menerangkan ayat-ayat tersebut hingga sampai ke tangan kita dan menjadi ajaran dalam hidup kita. Seperti contoh di dalam Al-Qur'an ada ayat perintah untuk melaksanakan ibadah shalat maka di situ lengkap perintahnya.

Nah apakah gerakan dan tata cara shalat secara rinci dijelaskan dalam Al-Qur'an? Tentu tidak. Rukun Shalat dan gerakan-gerakannya tentu dijelaskan dalam kitab-kitab kuning karya Ulama atau Shaikh yang memang berguru ke tempat di mana agama Islam lahir dan bersumber dari ajaran Nabi SAW serta referensinya jelas dan selalu digunakan di pesantren-pesantren hingga saat ini. Bagi yang pernah mondok pasti mengerti akan hal ini.

Bravo! Jika Keilmuan seseorang sudah berisi dan dalam, maka dia tidak akan menyepelekan sesamanya, baik itu muslim ataupun non-muslim.

SELAMAT TAHUN BARU IMLEK 2020 , BAGI YANG MERAYAKANNYA! 

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun