" Kenapa harus dengan toleransi? "
Imlek 2020 bukanlah tahun baru untuk muslim ataupun umat kristiani. Bukan pula untuk saya.
Tetapi bagi saya yang dominan pmempunyai teman Chinese akan merasakan hari pergantian tahun "Sincia" ini, khususnya dengan dibaginya "kue keranjang" yang teman saya berikan. Konon biasanya kebagian hujan gerimisnya yang tiada henti.
Bagi mereka sih katanya Imlek itu harus hujan. Sebagaimana muslim menganggap hujan itu berkah, mungkin.
Orangtua saya mengajarkan, khususnya nenek untuk tidak menolak rezeki yang datangnya tidak disangka-sangka dari arah mana saja, siapa saja, dan kapan saja. Ya termasuk dari best friend saya tersebut yang Chinese itu.
Bagi teman saya yang pure Chinese saya sesekali hadir dalam acara undangannya, yaitu undangan keluarga saja, bukan perayaan imleknya.
Saya yang muslim sangat dihormati dengan tidak dicampurnya makanan saya dengan makanan mereka, bahkan tempat makanpun terpisah.
Pengertian ini yang menyebabkan kami hidup rukun sampai sekarang. Karena hampir tidak pernah ada perdebatan di antara kami. Semuanya menerima keadaan masing-masing, kelebihan dan kekurangan kita masing-masing.
Setiap hari raya muslim, saya pun selalu berbagi ketupat-opor dengannya. Jika hidup berdampingan dengan hati tidak saling membenci apalagi saling debat, bukankah indah? Dan kerukunan antarumat beragama akan terjalin dengan baik.
Pertemanan kami sudah terjalin lumayan lama, terhitung dari tahun 2007 sampai detik ini. Tidak pernah kami bertengkar barang sedikitpun. Karena masing-masing dari kami tidak pernah membeda-bedakan teman satu sama lain berdasarkan agama.
Kuncinya kami selalu kompak jika perbedaan datang. Artinya jika suatu perbedaan datang dan dinilai dengan rasa paling benar sendiri sudah barang tentu kami tak akan pernah bersahabat hingga saat ini.