Mohon tunggu...
Hana Marita Sofianti
Hana Marita Sofianti Mohon Tunggu... Guru - Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini, Guru , Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Praktisi Pendidikan Anak Usia Dini , Guru, Blogger, Ghost Writer, Founder MSFQ

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

7 Alasan Orang Terjebak Fenomena Kerajaan Fiktif dan Dampaknya bagi Negara

22 Januari 2020   02:24 Diperbarui: 22 Januari 2020   02:41 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: tokoantikkuno.blogspot.com

Dari kejadian-kejadian tersebut di atas tentu saja berdampak bagi negara.

Dampaknya bagi negara kita adalah ketika orang yang tinggal di dalamnya memiliki alasan di atas untuk melakukan berbagai cara demi tuntutan batinnya yang tidak terpenuhi saya pikir rehabilitasi akan moral pancasila nya perlu di tanam lagi sehingga tidak terjadi perpecahan di tengah masyarakat kita. 

Dampak yang terlihat jelas adalah kerugian negara berupa personal orang yang tinggal di negaranya, yaitu dengan tidak mengakui NKRI sebagai harga mati, ya karena mereka juga harus tahu tentang bagaimana membuat negara dan secara sah Indonesia adalah negara yang di akui dunia, sehingga tidak ada negara di atas negara.

Sebagaimana yang di tanam dari pancasila tersebut di atas maka setidaknya dapat mengatasi perpecahan di negara kita.

Dampak pemerintahan, ekonomi dan sosial budaya tentu akan sangat berpengaruh sekali khususnya dari alasan point ke 7 di atas.

Nah bagi anda yang berniat membuat kerajaan fiktif maka siap-siap saja berhadapan dengan pihak yang berwajib dan aturan masyarakat yang berlaku karena ketabuan hal tersebut. 

Bravo! Semoga kita semua dapat menjaga persatuan dan kesatuan bangsa juga tidak mudah tergiur akan hal-hal menjanjikan dengan cara irasional. Cukup dengan langkah nyata dan hidup nyata di negara nyata yang di akui kedaulatannya di seluruh dunia.

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun