"Kok bisa jabatanmu adalah karmamu?"
Setiap manusia yang hidup di muka bumi ini tidak akan jauh dari panggung lingkaran amal perbuatannya masing-masing, entah itu baik ataupun buruk.Â
Tak lepas dari itu pemainnya selalu menggunakan berbagai cara untuk mendapatkan hal-hal yang di inginkannya dan akan mendapatkan balasan yang setimpal atas apa yang di perbuatnya, tidak hari ini bisa jadi nanti dan itu pasti, ibarat hukum alam.
Jabatan Idaman bagi semua orang adalah hal yang sangat di cari dan di harapkan dalam meniti karier , syukur-syukur sudah rezekinya. jujur atau tidaknya dalam mendapatkan Jabatan yang di idamkan kembali pada cara masing-masing, entah itu secara instan atau secara kura-kura. nampaknya jika di sejajarkan dengan karma akan lebih menarik ulasan dari sebuah jabatan ini baik itu idaman ataupun tidak.
Karma jika di korelasikan dengan pencapaian suatu jabatan seseorang maka hal yang terjadi adalah hukum sebab akibat yang di perbuatnya ketika meniti karier dan mendapatkan jabatan itu.
Setiap orang pasti akan mengejar impian hidupnya karena posisi jabatan adalah posisi yang kedua setelah Harta (harta, tahta, dan wanita) manusia khususnya laki-laki akan mengejar ketiga hal tersebut, tetapi mungkin relatif dan artinya ada yang hanya diam saja tak peduli apapun yang terjadi dengan suatu jabatan tersebut yang penting kerja, kerja dan kerja.Â
Hmmm dari semua hal tersebut baik laki-laki ataupun perempuan pastinya memiliki pandangan dan ego yang sama ketika di suguhkan akan suatu jabatan. karena mereka bersaing untuk menjadi yang terpenting dan menonjol di bidangnya masing-masing.
Sebagai contoh jabatan yang di capai melalui jalan pintas dan butuh dana beratus-ratus juta ya karmanya harus mengembalikan dana tersebut bagaimanapun caranya sehingga menghalalkan segala cara untuk membayarnya. Dan akan terlihat kinerjanya semakin bobrok.
Karma jabatan baik
Bedanya jikalau jabatan yang di dapat adalah murni dan bersih tidak ada sogok menyogok dan lain sebagainya maka pasti karmanya juga akan ada, walaupun sulit dan langka juga ya zaman sekarang ini mencari jabatan idaman model begini dan hampir banyak musuhnya. Tapi akan berakhir baik walaupun ujung-ujungnya tidak punya apa-apa dari jabatan tersebut.
Nah kembali pada diri kita, apakah kita sudah memiliki jabatan idaman? Mendapatkannya melalui Karma yang baik apa yang buruk? Hanya kita yang tahu saja. Karena mendapatkan posisi ini juga kita yang berperan di dalamnya.
Masih banyak manusia yang mendapatkan jabatan idaman dengan cara yang kurang baik sehingga tidak memungkinkan hasilnya pun walau baik tetap karmanya buruk. Tidak dia yang membayar karma itu, entah nanti anak cucunya yang tak berdosa yang akan menanggungnya.
Kita bahas jabatan idaman, idealnya yaitu jabatan yang di dapat dengan cara yang baik, jujur, murni, bersih, amanah dan mempunyai karma yang baik serta dengan penghasilan yang mumpuni. Ketika selesai di tahap jabatan ini tidak ada kata yang tidak baik yang terukir setelah dia resign.
Jabatan idaman bagi setiap orang itu relatif artinya tergantung dari posisi mana dan tempat mana dia bekerja.
Tidak di pungkiri setiap manusia mempunyai jabatan di dunia ini sebagai manusia paling sempurna. Jabatan yang di embankan oleh Tuhan untuk sesamanya.Â
Ketika manusia di titik sukses pada jabatan idaman dalam hidupnya maka segala sesuatu pemberian-Nya akan selalu di syukurinya baik dengan nominal pendapatan kecil ataupun besar di dalam jabatannya tersebut.
Kita adalah pemimpin dan yang mempunyai jabatan ideal dalam diri dan jiwa kita sendiri, dalam hidup kita sendiri, dalam langkah kita sendiri, dalam bicara kita sendiri untuk mendapatkan jabatan kita sendiri. Bingung ya bacanya?
Otak manusia adalah jabatan tertinggi setelah hati. Posisinya menentukan apa yang di inginkan dari sebuah jabatan yang di idamkan lalu hati menyertainya untuk mendorong tubuh bergerak tapi perintahnya ada di otak dan bibir berucap serta menjadi langkah nyata dalam bertindak untuk mendapatkan posisi dalam sebuah jabatan.
Di mana pun kita mempunyai jabatan baik itu ideal ataupun bukan, seorang direktur ataupun bukan, seorang kepala sekolah ataupun bukan, mendapatkannya dengan cara yang baik ataupun bukan, maka ingatlah karma selalu menyertainya.
Oke, jika tidak mengerti dengan ulasan saya ini, silahkan baca diri sendiri dan seperti apa jabatan kita? serta bagaimana kita mendapatkannya? Apakah berdampak baik dalam kehidupan kita? Keluarga kita? Khususnya orang lain/masyarakat? Apakah kita mendapatkan jabatan idaman itu dengan menyenggol orang lain? Atau dengan memberikan sejumlah rupiah saja? Pastinya hanya diri kita yang tahu itu semua.
Di akhir bahasan ini saya hanya bisa berharap semua minimal menyadari diri sendiri, hati, ucap, dan langkah sendiri agar terjauh dari karma buruk dalam mendapatkan jabatan idaman.
Bravo! Sekali lagi kita adalah pemimpin bagi jabatan idaman dalam tubuh kita sendiri untuk berkarier dan berkarya nyata, jagalah itu dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan karma yang baik pula.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H