Mohon tunggu...
hanalenada
hanalenada Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

tinggi, cantik, putih

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pelecehan Sesama Siswa TK, Ini Penyebabnya

4 Desember 2024   00:20 Diperbarui: 4 Desember 2024   00:38 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

di awal 2024 ini terjadi pelecehan yang dilakukan oleh siswa TK, tepatnya di Pekanbaru, Riau.

Pelaku melakukan aksi pelecehan terhadap temannya sendiri, bahkan kejadian ini sudah terjadi sejak Oktober 2023 lalu dan baru terungkap pada Januari 2024, lantaran perilaku aneh dari korban yang telah diketahui oleh sang ayah.

Seperti apa yang dikatakan Sigmund Freud, anak di usia TK sudah mengetahui kapan mereka harus membuang kotoran (fase anal), termasuk keinginan mereka untuk mengeksplorasi area anus (anal).

Hal ini merupakan hal yang alamiah dan akan terjadi pada seluruh anak usia dini. Namun, perlu ditekankan bahwa pada fase ini tidak ada Hasrat seksualitas.

Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku anak sehingga anak dapat melakukuan pelecehan, salah satunya dari faktor lingkungan.

Faktor lingkungan menjadi pemicu utama sebagaimana anak bisa bertindak seperti itu. Dari konsep Albert Badura -- istilah social modelling, mereka akan menjadikan aktivitas dan perilaku orang di sekitarnya sebagai contoh.

Juga ada beberapa teori lain yang menjelaskan tentang kekerasan seksual.

  • Teori psikoseksual Freud
  • Dalam tahap anal (1-3 tahun) Freud menjelaskan, bahwa konflik berkisar pada control tubuh seperti buang hajat atau buang air besar. Trauma atau kekerasan seksual pada tahap ini dapat memengaruhi perkembangan kepribadian dan control emosional di kemudian hari.
  • Teori perkembangan Erik Erikson
  • Tahap Autonomy vs shame and doubt (1-3 tahun) adalah fase anak dimana mereka sedang mempelajari tentang otonomi. Pelecehan dapat menyebabkan rasa malu yang mendalam dan keraguan terhadap diri sendiri.

Anak usia dini cenderung menerima informasi secara mentah, mereka mengamati perilaku orang lain yang ada disekitarnya lalu mengolahnya secara acak daan menirukannya. Sebagaimana sifat anak usia dini yang seperti ini, seharusnya orang tua dapat berhati-hati saat bertindak di depan anak mereka yang masih kecil karena di fase ini anak akan merasa penasaran, orang tua harus bisa mengarahkannya dengan baik.

Rasa ketertarikan yang sangat tinggi membuat anak anak ingin mencoba. Informasi yang mereka dapat akan mereka simpan di memori, lalu dicoba untuk melakukan.

Korban maupun pelaku perlu mendapatkan pendampingan dari orang tua ataupun tenaga professional.

Pelecehan di masa kanak kanak dapat menibulkan dampak besar terhada kehidupan mereka kedepannya.

Dari kasus ini memungkinkan bahwa korban dapat mengalami dampak negatif yang sangat hebat. Dari dampak psikologis seperti trauma, depresi, stress, kecepasan dan stress pascatrauma (PTSD). Dari dampak sosial seperti kesulitan ber interaksi dengan orang lain, kehilangan rasa kepercayaan pada orang lain, dan isolasi sosial. Lalu dampk fisik seperti cedera fisik, juga gangguan perkembangan. Dan dampak Pendidikan yaitu penurunan konsentrasi belajar, dan penurunan prestasi akademik.

Pemulihan diri tidak bisa hanya menunggu dan dihitung dengan waktu lalu bisa sembuh sendirinya, pemulihan diri membutuhkan dukungan psikologis, dan dukungan sosial agar penyembuhan dapat maksimal.

Korban harus dibantu untuk memulihkan diri dari trauma, lalu pelaku harus diberikan pendampingan dan pemahaman bahwa Tindakan yang mereka lakuukan itu salah.

Orang tua juga harus lebih berhati hati dalam bersikap, apa lagi saat berada di depan anak anaknya, jangan sampai anak meniru perilaku-periaku buruk yang ditangkap dari orangtuanya.

Harapan orang orang mengenai kasus ini adalah tidak akan ada lagi peristiwa pelecehan seperti ini yang terjadi di lingkungan manapun, terutama pada lingkungan sekolah. Dan para orang tua juga harus proaktif dalam tumbuh kembang anak

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun