Selama ini, kurikulum manasik haji berkisar pada cara thawaf, sai, wukuf. Â Selama ini, hampir tidak ada orang yang thawaf mengelilingi ka`bah berlawanan arah dengan kebanyakan orang. Pun dengan sai, caranya juga mudah. Hanya berjalan dari bukit shafa ke marwah, dan sebaliknya.
Pemerintah --dalam hal ini kementerian yang mengurus haji- harusnya menambahkan pemaknaan-pemaknaan dalam setiap aktifitas haji. Tidak terjebak dalam persfektif fikih dan bacaan doa-doa saja.
Jika tidak, ibadah haji yang membuat hamba menjadi dekat kepada Allah sulit tercapai. Yang seharusnya tidak mencintai dunia berlebihan, ketika datang ke tanah suci justru shoping kesana-kemari hingga membuat koper berat, bukan buku catatan kebaikan yang menjadi berat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H