Mohon tunggu...
wiyanto
wiyanto Mohon Tunggu... Guru -

Saya adalah guru sejarah di salah satu sekolah di Kota Semarang. Sangat intens dengan perkembangan pendidikan dan politik di negeri ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kendalikan Jari Kita untuk Kebhinekaan Indonesia - Antihoax Sang Pendidik

25 Oktober 2017   12:21 Diperbarui: 3 November 2017   20:06 1223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Indonesia sendiri, Hoax atau berita bohong sebenarnya sudah lama didengar namun baru akhir-akhir ini menjadi berita yang menghebohkan. Kita dulu mengenalnya dengan istilah April Mop. Dimana, pada bulan April akan muncul banyak berita yang intinya untuk membohongi orang, namun orang-orang yang menerima berita tersebut akan dengan cepat percaya. Awalnya hanya menjadi sebuah lelucon dan guyonan dalam pergaulan. Akan tetapi dalam perkembangannya dijadikan sebagai sebuah komoditas yang bisa menjadi mata pencaharian bagi individu atau kelompok tertentu dengan menyebarkan hoaxs tersebut. Terutama menjelang perhelatan politik digelar, seperti pemilihan presiden, pemilihan kepala daerah dan sebagainya yang tentu tujuan akhirnya adalah untuk menyerang pihak-pihak tertentu yang menjadi lawan dalam pertarungan politik tersebut.

Dewan Pers mencatat sejarah munculnya berita tidak benar atau hoax sudah mulai muncul sejak perhelatan pemilihan presiden tahun 2014. Pada waktu itu banyak berita yang diproduksi oleh media-media mainstream maupun abal-abal yang acapkali tidak benar. Banyak media tersebut yang tidak lagi independen, memihak kepada salah satu pasangan calon dan sebagainya, para wartawan banyak yang menjadi tim sukses untuk membentuk opini public tentang calon yang mereka dukung. Perkembangan Hoax menjadi massif menyusul berkembangnya media sosial. hampir semua media sosial yang ada saat itu dijadikan sebagai sarana untuk menyebarkan berita bohong tersebut.

Yang terakhir adalah hadirnya kelompok Saracen. Entah dari mana munculnya sebutan dan kelompok ini hadir. Kelompok ini diduga memproduksi konten-konten yang keseluruhannya adalah berita kebohongan, dimana mereka membuat berita berdasarkan pesanan dengan tarif yang sangat menggiurkan bagi pelakunya. Dampak dari pemberitaan bohong yang dilakukan oleh kelompok ini menunjukkan bahwa di Indonesia telah terjadi peningkatan turbulensi kebencian atas kelompok maupun golongan tertentu yang memang sengaja dirancang. Untung saja dengan segera kepolisian Republik Indonesia dengan sigap dapat mengungkap jaringan Saracen ini.

Saat ini, meskipun kelompok Saracen telah terbongkar kedoknya dan jaringannya, sebenarnya kita masih harus lebih waspada sebab masih banyak kelompok-kelompok lainnya yang memang masih bergerilya untuk membuat bangsa ini tidak tenang dengan menyebarkan berita-berita bohong yang berisikan fitnah dan adu domba.

 Kendalikan Jari Lawan Penghancur Kebhinekaan

Bila kita cermati sejak akan digelarnya kampanye Pilpres 2014, telah terjadi banyak sekali pemberintaan-pemberintaan yang saling menyudutkan antara kelompok-kelompok yang bersaing pada masa itu. Meskipun perhelatan tersebut sudah berakhir, toh sikap tidak suka yang telah menjalar dalam ubun-ubun tiap pendukung masih saja nampak hingga sekarang. Aneh memang negeri ini.

Keadaan ini apabila dibiarkan memang akan berdampak sangat buruk bagi perkembangan bangsa ini kedepan. Bangsa Indonesia yang begitu luas, dengan beragam etnis, agama dan budaya sangat rentan dengan pemberitaan bohong dan ujaran kebencian ini. Dis-integrasi menjadi nyata tatkala para pendukung politik secara fanatik menjalankan praktek-praktek ini. Bangsa ini memang sedang berada dalam tahap kritis menunggu perpecahan.

Oleh karena itu perlu kesadaran dan jiwa nasionalisme yang tinggi agar apa yang ditakutkan bersama ini tidak terjadi dikemudian hari. Sudah saatnya indvidu masyarakat menyadari posisi dan kedudukannya dalam kehidupan bernegara. Masyarakat harus segera diingatkan akan tujuan nasional bangsa ini, bahwa tujuan utama negeri ini bukan untuk satu golongan atau satu kelompok saja melainkan untuk tujuan dan kepentingan bersama. Rantai pemberitaan bohong dan ujaran kebencian antar kelompok harus segera diputus demi kelangsungan kehidupan berbangsa kita.

Langkah yang mungkin dapat kita lakukan adalah dari hal-hal yang sederhana, dari hal yang kecil dan kita mulai dari diri kita sendiri. Ketika kita mendapatkan suatu informasi, kita harus secara cerdas menyaringnya. Kita harus mengetahui apakah berita yang kita terima itu benar atau tidak tersebut secara pasti. Ketika memang berita tersebut tidak benar, maka dengan segera kita tinggalkan dan abaikan berita tersebut. Jika pun benar, kita juga tidak harus segera dengan cepat menggerakkan jari kita untuk menyebarkannya kepada pihak lain. Kita harus mampu menimbang baik dan buruknya dari dampak yang akan ditimbulkan berita yang kita terima tersebut. Saring dan baru sharing,mungkin itu yang bisa kita lakukan.

Kita tidak perlu latah untuk menjadi orang pertama yang ingin dianggap mengetahui segala informasi yang sekali lagi belum tentu kebenarannya. Tidak usah takut ketika kita dianggap ketinggalan informasi, tidak usah peduli orang lain menilai kita tidak peka terhadap segala berita yang ada di sekitar kita. Toh, di jaman ini berita yang sering kita terima belum tentu benar sesuai dengan fakta yang sebenarnya.

Mengidentifikasi benar atau tidaknya suatu berita yang kita terima memang tidak mudah, akan tetapi perlu usaha untuk kita menyadari bahwa berita yang kita terima itu benar sesuai dengan fakta sebenarnya. Biasanya jika berita yang kita terima tersebut tidak benar, maka hati kecil kita akan mempertanyakan "benar tidak ya berita ini?". Dan dari sana akan muncul pertanyaan lain dalam diri kita, sebab sebagai manusia, secara psikologis pastinya kita memiliki sikap ingin mengetahui segala sesuatu. Jika sudah sampai di tahap ini maka rasa ingin tahu tersebut harus terjawab, maka usahakan mencari jawaban yang pasti. Mencari jawaban atas suatu berita yang kita terima dapat kita lakukan dengan berbagai cara. Intinya jangan terburu-buru untuk menerima kebenaran suatu berita yang sampai di hadapan kita. Kita harus kritis terhadap semua informasi tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun