5. Saya tidak tertarik melihat apa yang akan terjadi di masa depan. Saya tertarik pada saat ini
6. Saya adalah orang biasa yang, seperti orang lain, bisa melakukan kesalahan.Â
7. Pertama mereka meremehkanmu, lalu mereka menertawakanmu dan melawanmu, lalu kamu keluar sebagai pemenang.
8. Saya hanya melihat kualitas baik pada orang.
9. Rekonsiliasi antara apa yang saya pikirkan, apa yang saya katakan dan apa yang saya lakukan.
10. Pembangunan berkelanjutan adalah hukum alam.
Pemikiran Mahatma Gandhi sangat dipengaruhi oleh lingkungan masa kecilnya, yaitu orang tuanya, kotanya dan masyarakat sekitarnya, terutama oleh suasana religius Hindu yang menjiwai setiap orang India. Pemikiran dan ajaran Mahatma Gandhi merupakan fenomena sosial, politik dan budaya yang telah mempengaruhi dunia karena mengandung pesan-pesan moral bagi kemanusiaan yang sangat mulia, berbudi luhur dan beradab. Secara umum, filosofi Gandhi berakar pada pemikiran India dan Hindu.Â
Dalam hal ini, filosofi Gandhi menunjukkan Tuhan sebagai gagasan utama dan unsur-unsur lain bersifat inferior. Tuhan dalam pengertian Gandhi bukanlah Tuhan sebagai pribadi, karena menurut Gandhi kata tersebut merujuk pada manusia sebagai wujud konkret. Meskipun Tuhan itu impersonal, Tuhan yang memuaskan kebutuhan intelektual juga bukan Tuhan yang sejati. Tuhan yang benar adalah yang dapat mengendalikan hati dan mengubahnya menjadi kebaikan. Menurut Gandhi, Tuhan adalah sekaligus kebenaran, pengetahuan dan cita-cita/tujuan (sat-cit-ananda). Juga harus diingat bahwa Gandhi tidak mengklaim membuktikan keberadaan Tuhan.
Gandhi dibesarkan dalam agama Hindu dan mengikutinya sepanjang hidupnya. Namun, seseorang tidak dapat menemukan pernyataan pasti yang lengkap di dalam dirinya. Mahatma Gandhi adalah penganjur toleransi beragama yang penuh semangat. Pernyataan Gandhi yang jelas menunjukkan rasa hormatnya terhadap semua agama, antara lain:
"Semua agama adalah jalan yang berbeda, semuanya bertemu pada titik yang sama. Tidak masalah jika kita menempuh jalan yang berbeda, karena pada akhirnya kita semua mencapai tujuan yang sama. Nyatanya, jumlah agama sebanyak jumlah orang;
Tapi dari mana datangnya toleransi luar biasa Gandhi? Di satu sisi, ini mungkin karena rumah orang tua. Ayah dan kakek buyutnya memiliki hubungan dekat dengan para biarawan, termasuk sumpah tanpa kekerasan total. Selain itu, semasa hidupnya terdapat penganut agama lain di rumahnya yang diterima sama seperti umat Hindu.