Mohon tunggu...
Hana Atikah Irbah
Hana Atikah Irbah Mohon Tunggu... Lainnya - Pengamat

Blog

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Sosial sebagai Wadah Ilmu pada Masa Pandemi

2 Januari 2022   23:25 Diperbarui: 2 Januari 2022   23:51 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Manusia adalah makhluk sosial, yang artinya setiap individu pasti membutuhkan komunikasi antar satu sama lain guna menyampaikan sesuatu. Pun juga setiap manusia saling berhubungan dan bersimbiosis. 

Maka dari itu, mereka juga membutuhkan media sebagai perantara komunikasi, terlebih lagi komukasi yang jaraknya jauh. Mengikuti berkembangnya zaman, komunikasi jarak jauh semakin dikembangkan. 

Mulai dari surat kabar, radio, televisi, telepon kabel, telepon genggam, hingga jam tangan pun juga ada beberapa yang dapat berfungsi sebagai alat komunikasi. Proses perkembangan ini dipicu oleh kefektifan dalam berinteraksi, memudahkan media tersebut untuk dibawa kemana saja, terutama pada telepon genggam. 

Awalnya, telepon genggam dapat dikategorikan sebagai kebutuhan sekunder, namun seiring berjalannya waktu, telepon genggam semakin dibutuhkan dalam hal apapun, hingga kini sering disebut sebagai kebutuhan primer atau utama. Yang mana dapat dikatakan kedudukan telepon genggam sudah setara dengan sandang, pangan, papan. 

Faktor utamanya terdapat pada media yang ada pada telepon genggam tersebut. Seperti Whatsapp, Facebook, Instagram, Twitter, dan media lainnya. Guna media ini adalah sebagai wadah bersosialisasi. Selain itu, dengan media sosial ini pula, kita dapat mengeksplor berita dari seluruh penjuru dunia. 

Jika dulu menggunakan koran dan majalah sebagai literasi dan wadah penyampaian berita, kini hanya dengan satu genggaman saja kita dapat mengetahui info terkini dengan waktu yang dibilang cukup efisien dalam memberikan suatu berita.

Lingkup media sosial tidak hanya berhenti disitu saja. Sangking luasnya jangkauan media sosial dalam memberikan sebuah informasi, dimasa pandemi seperti ini sangat dibutuhkan dalam keberlangsungan pembelajaran di sekolah. 

Seperti yang sudah kita ketahui, sejak tahun 2020 awal, Indonesia terdampak virus menular yang cukup berbahaya hingga memakan banyak korban. Virus tersebut adalah Covid-19. 

Awal virus ini datang dari negara tirai bambu yang kemudian menyebar hingga ke penjuru dunia. Bahkan hampir seluruh dunia terdampak oleh virus ini. 

Penularan virus Covid-19 bisa berupa dahak penderita, air liur penderita, dan makanan maupun minuman yang telah terkontaminasi, bahkan jenazah penderita pun tidak boleh dimandikan secara umum. Sebab, pada tubuh tersebut masih terinfeksi virus Covid-19, oleh sebab itu, sebelum dimakamkan, jasad jenazah tersebut wajib disterilisasikan terlebih dahulu, dan yang mengurus wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) serta mematuhi protokol kesehatan.

Menyebarnya virus ini menyebabkan banyaknya perubahan di seluruh dunia. Entah itu dalam hal baik maupun hal buruk. Hal baik yang dapat kita ambil dari munculnya virus varian Covid-19 ini adalah kita semakin aware terhadap pentingnya kebersihan di lingkungan sekitar. 

Mulai dari hal kecil seperti mencuci tangan sebelum makan dengan tahapan yang telah dianjurkan, tidak mengambil bahkan memakan makanan yang sudah terlanjur jatuh, dan hal-hal lain yang bersangkutan dengan kebersihan. Hal buruknya, banyak sekali korban yang berguguran, membludaknya sampah masker dan alat lain yang berfungsi sebagai pelindung diri, pun juga maraknya korupsi uang rakyat yang seharusnya dibagikan sebagai bantuan sosial sebab isolasi diri di rumah. 

Selain itu, di masa pandemi ini, terciptalah sebuah peraturan dari pemerintah guna mencegah penularan antar sesama melaui sistem PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat). Awal masuknya Covid-19 di Indonesia, pemerintah memutuskan untuk meliburkan seluruh jenjang pendidikan mulai dari TK hingga perguruan tinggi selama dua minggu, guna mengurangi intesitas penduduk dalam penularan virus tersebut. 

Namun melihat angka korban yang semakin meningkat, membuat libur yang hanya dua minggu saja itu berlarut hingga hampir dua tahun lamanya. Lalu, bagaimana dengan pembelajaran di sekolah semasa pandemi berlangsung? 

Pada titik inilah semua dituntut untuk melek teknologi, ketika kebanyakan guru yang sudah diumur yang lanjut usia mayoritas masih gagap teknologi, dimasa inilah mereka dikenalkan oleh kehidupan virtual.

Media sosial berperan penting dalam pembelajaran dimasa pandemi. Sekolah tatap muka belum memungkinkan. Melihat virus Covid-19 yang penyebarannya semakin meluas, maka, para murid dan guru pengajar melakukan pembelajaran sehari-hari melalui tatap layar. 

Mayoritas menggunakan google meet atau biasa disebut dengan gmeet sebagai media guru dalam menjelaskan materi kepada murid. Pun juga murid yang presentasi, kini mereka menggunakan sharescreen, salah satu fitur yang ada pada gmeet. Sharescreen berguna untuk membagikan layar powerpoint atau tampilan layar yang diinginkan untuk ditunjukkan kepada audience yang masuk pada gmeet tersebut.  

Pada pengumpulan tugaslah, peran media sosial mulai bekerja. Guru acapkali mengasah kemampuan siswa siswi dalam mengedit video atau membuat sebuah poster bahkan artikel berdasarkan tugas yang diberikan, lalu diposting ke media sosial. Tentu hal ini bermanfaat, yang pertama siswa siswi semakin kreatif dalam mengembangkan tugas. 

Jika dikerjakan secara manual (sekolah tatap muka) tugas tersebut pasti terasa membosankan dan terkesan monoton, namun kini, tugasnya tampil menarik dengan berbagai video kreatif dalam penjelasan mereka akan materi yang ditugaskan. 

Selain itu, hal ini juga berpengaruh positif kepada penonton video yang tentunya bermanfaat tersebut, dengan begitu, kita sudah melaksanakan salah satu point bagaimana cara penggunaan media sosial dengan baik dan benar, yaitu dengan membagikan ilmu yang bermanfaat kepada orang-orang. Terlebih lagi, kini guru yang awalnya gagap teknologi mulai bisa mengopersionalkan sesuatu yang awalnya mereka anggap remeh dan menjadi alasan murid atau bahkan anaknya sendiri malas belajar. Pembelajaran video melalui Youtube juga semakin marak. 

Dengan begini, siswa siswi tidak perlu melakukan les yang mondar mandir sepulang sekolah hingga larut malam, karena media sosial sudah banyak menampungnya. Meskipun tidak dipungkiri ada dampak buruknya, yaitu finansial keluarga yang strata sosialnya menengah kebawah dalam pembelian media pembelajaran seperti laptop maupun telepon genggam yang canggih masih acapkali belum memenuhi. Terutama untuk siswa siswi yang rumahnya berada dipedalaman, atau desa yang terpencil jauh dari kota. 

Namun, di zaman yang melek teknologi ini, sudah seharusnya kita berbondong-bondong untuk mengolah media sosial sebaik mungkin. Dan bersyukur dengan adanya media sosial ini sebagai wadah, pembelajaran selama pandemi masih bisa terlaksanakan dengan baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun