"Dia bilangnya bakal diurusin semua administrasi dan registrasinya jadi kita terima beres" tambahnya.
Kemudian korban mempercayakan semua data pribadi serta transaksi pembayaran kepada pelaku.
Namun, setelah satu kali percobaan yang berhasil dikembalikan, pelaku mendorong korban untuk meningkatkan nilai investasi. Setelah dana besar masuk, pelaku mendadak hilang begitu saja dan tidak dapat dihubungi lagi.
"Kita itu percaya, liat aja Instagramnya. Kelihatan orang berada dan berpengalaman investasi" tambah korban lain.Â
Para korban kehilangan dana mulai dari Rp. 4.000.000 hingga lebih dari Rp. 10.000.000
Identitas Palsu dan Data Pribadi Korban
Pelaku mengumpulkan data pribadi korban sebagai syarat bergabung, termasuk KTP, nomor telepon, alamat, dan foto selfie bersama KTP. Data ini semula diklaim untuk verifikasi di aplikasi investasi, namun diduga justru dimanfaatkan untuk memperkuat aksi penipuan.
Sejumlah korban menduga pelaku menggunakan identitas palsu, termasuk berpura-pura menjadi mahasiswa di universitas yang sama. Gaya hidup pelaku yang tampak mewah, terlihat dari aktivitasnya di kafe dan klub malam yang terbilang mahal, membuat korban percaya bahwa pelaku adalah investor sukses.