Bandung, 6 November 2024-Kasus penipuan berkedok investasi kembali terjadi.Â
Kali ini, pelaku yang tidak bertanggungjawab menyasar mahasiswa di salah satu universitas swasta dengan tawaran keuntungan besar melalui investasi di aplikasi khusus.Â
Modus ini menjanjikan pengembalian cepat dan keuntungan hingga 20%, yang menarik perhatian beberapa mahasiswa.
Pola Pendekatan Pelaku Berbeda Tiap Korban
Menurut sumber yang ditemui secara eksklusif, pelaku menggunakan pola pendekatan berbeda-beda pada tiap korban, disesuaikan dengan karakter mereka. Pendekatan yang biasa dilakukan bertempat di luar wilayah kampus, contohnya klub malam tempat dimana pelaku dapat berbicara langsung dengan korban tanpa meninggalkan jejak digital.Â
Dengan tampilan meyakinkan dan bahasa yang seolah berpengalaman di bidang investasi, pelaku berhasil menarik perhatian korban yang sebagian besar masih muda, membutuhkan tambahan uang saku dan belum berpengalaman dalam investasi. Yang dimana ini menjadi target oleh penipu.
Kronologi Penipuan: Dari Dana Kecil ke Jumlah Besar
Penawaran awal yang dilakukan oleh pelaku dibilang masih sekitar Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000. Melalui sebuah aplikasi dengan iming-iming aplikasi yang terpercaya.
"Dana awal yang dijanjikan itu dikembalikan tepat waktu, bahkan dengan keuntungan yang lumayan" ujar salah satu korban.Â
"Dia bilangnya bakal diurusin semua administrasi dan registrasinya jadi kita terima beres" tambahnya.
Kemudian korban mempercayakan semua data pribadi serta transaksi pembayaran kepada pelaku.
Namun, setelah satu kali percobaan yang berhasil dikembalikan, pelaku mendorong korban untuk meningkatkan nilai investasi. Setelah dana besar masuk, pelaku mendadak hilang begitu saja dan tidak dapat dihubungi lagi.
"Kita itu percaya, liat aja Instagramnya. Kelihatan orang berada dan berpengalaman investasi" tambah korban lain.Â
Para korban kehilangan dana mulai dari Rp. 4.000.000 hingga lebih dari Rp. 10.000.000
Identitas Palsu dan Data Pribadi Korban
Pelaku mengumpulkan data pribadi korban sebagai syarat bergabung, termasuk KTP, nomor telepon, alamat, dan foto selfie bersama KTP. Data ini semula diklaim untuk verifikasi di aplikasi investasi, namun diduga justru dimanfaatkan untuk memperkuat aksi penipuan.
Sejumlah korban menduga pelaku menggunakan identitas palsu, termasuk berpura-pura menjadi mahasiswa di universitas yang sama. Gaya hidup pelaku yang tampak mewah, terlihat dari aktivitasnya di kafe dan klub malam yang terbilang mahal, membuat korban percaya bahwa pelaku adalah investor sukses.
Upaya Pelacakan oleh Para Korban
Para korban telah berusaha melacak keberadaan pelaku dan identitasnya, namun hingga kini belum berhasil.Â
Dugaan muncul bahwa pelaku mungkin menggunakan identitas fiktif di media sosial, dengan sebagian besar fotonya tidak menunjukkan wajah jelas dan hanya menampilkan gaya hidup mewah.Â
Peringatan bagi Mahasiswa Lain
Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan, dan para korban berharap pelaku segera tertangkap. Kejadian ini diharapkan menjadi peringatan bagi mahasiswa dan masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran investasi tanpa dasar yang jelas dan mudah menjanjikan keuntungan besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H