Mohon tunggu...
HANA LATIFAH
HANA LATIFAH Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Agama dan Pendidikan Karakter

24 April 2018   20:53 Diperbarui: 26 April 2018   13:42 943
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hana Latifah, Mahasiswi Unisnu Jepara

Pendidikan agama mempunyai cakupan yang sangat besar, sebagaimana manfaat dan tujuannya disebutkan dalam PP RI No. 55 Tahun 2007 di atas, yaitu bermanfaat untuk membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan beradap mulia dan sanggup menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan antar umat beragama. 

Sementara tujuannya adalah mengembangkan performa peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan kualitas - kualitas agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknolgi, dan seni.

Berdasarkan manfaat dan tujuan pendidikan agama tersebut, pendidikan agama setidaknya mengajarkan pengetahuan yang meliputi AL-Qur'an / Hadits sebagai dasar agama, Sejarah Kebudayaan Islam (sebab berkaitan dengan sejarah kebudayaan islam ), Aqidah berkenaan dengan keimanan / keyakinan , Fiqih untuk faktor yang berhubungan dengan ibadah ataupun pengamalan aliran aliran kepercayaan / agama dalam konteks ibadah, dan Akhlaq / Adab sebagai pembentuk karakter atau budi pekerti yang luhur yang di dalamnya terdapat Adab terhadap Allah SWT, sesama manusia, diri sendiri , lingkungan sikitar dan alam semesta.

Pendidikan agama telah menjadi salah satu mata pelajaran yang wajib disemua tingkatan pendidikan, dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Namun, sekarang ini banyak terjadi kasus kasus kekerasan pelajar dan amoral yang juga terus membesar dan merebak di lingkungan masyarakat. Meskipun demikian, tidak semua pelajar mengalaminya seperti yang digembar gemborkan media masa yang ada. Ada juga beberapa yang memiliki karakter yang baik dan mulia sesuai dengan apa yang diharapkan.

Bahkan kadangkala di sekolahan terdapat kegiatan - kegiatan ekstrakulikuler yang bersifat dan bernuansa agamis. Ada juga sebagian siswa yang ketika waktu istirahat tiba waktunya digunakan untuk beribadah di Mushola atau Masjid yang telah disediakan oleh sekolah. 

Tidak jarang pula ada sekolahan yang mewajibkan tadarus sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar di jam pertama. Hal ini tentunya tidak lepas dari dukungan para guru - guru, terutama guru agama dan warga sekolahan.

Pendidikan karakter itu tidak hanya bisa didapatkan dari sekolahan. Sekolah pendidikan karakter itu lewat keteladanan, dan keteladanan yang utama itu berada di lingkungan keluarga.

Pendidikan karakter befungsi membangun kepribadian, watak, dan budi pekerti yang luhur sebagai modal dasar dalam kehidupan di tengah - tengah masyarakat, baik sebagai umat beragama, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dengan demikian dapat kita ketahui bahwa pendidikan karakter adalah proses pendidikan agama yang menekan pada pembinaan mental spiritual dan perilakunya.

Pentingnya Pendidikan Berkarakter untuk Anak

Saat sekarang ini sudah tidak tabu lagi bahwa setidaknya ada anak - anak yang mempuyai kebribadian yang kurang baik, yang kemudian berdampak pata kemrosotan moral atau degradasi moral. Alangkah pentingnya pendidikan agama untuk seseorang dan alangkah besar pula bahayanya jikalau seseorang tidak mempunyai agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun