Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Setop Modus Penerimaan Karyawan untuk Mencari Solusi Perusahaan Semata!

4 Juni 2022   11:32 Diperbarui: 7 Juni 2022   01:56 480
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menurut informasi, dua minggu kemudian saya akan dikabari untuk status penerimaan. Belum sampai melewati waktu tersebut, saya mendapat tawaran sebagai pengalih bahasa lepas di sana. Saya mendapatkan serangkaian soal lagi. Saya bertanya untuk kabar lanjutan, tetapi tidak pernah ada kabar sama sekali sampai sekarang!

Pengalaman ketiga, saya melamar sebagai staf admin atau editor jurnal di sebuah asosiasi. Proses perekrutan di sini sangat formal. Sekilas, tidak ada hal mencurigakan, sampai saya mendapatkan tes tertulis. 

Saya diminta untuk membuat ulasan tentang sub unit usaha di Google Business. Tidak masalah. Namun, etiskah sampai saya harus mengunggah di media sosial? Itu sudah menyinggung privasi. Diterima saja belum, sudah promosi sana-sini, bahkan lebih dari lima item. Komunikasi di sini pun payah. Saya tidak mendapatkan kabar sama sekali setelah itu.

Modus pekerjaan dengan meminta sejumlah uang lebih mudah dihindari. Bagaimana dengan si baru? Perusahaan ternama memang tidak menjamin kredibilitas, tetapi kalau tidak dicoba seperti saya, adakah cara agar tidak masuk jebakan?

Bagi saya pribadi, kerugian materi, tenaga, dan waktu, bisa dilupakan begitu saja. Namun, pengalaman ini justru mengikis rasa percaya diri saya. Apakah saya memang tidak layak untuk diterima? Padahal, dari awal memang tidak ada rencana itu dari mereka. 

Mereka sukses mengerjai saya! Pendidikan saya tidak diinjak-injak. Padahal, kalau toh mereka percaya pada saya, saya akan bekerja sebaik mungkin.

Saya tidak bisa membayangkan kalau korban itu bukan saya. Mungkin dia akan depresi, merasa tidak layak berkepanjangan. Ini kerugian paling fatal jika dibandingkan dengan hal-hal lain di mana bisa tergantikan dengan mudah.

Di sisi lain, banyak pengunduran diri karyawan secara massal di dunia perbankan. Apalagi kalau bukan tentang tuntunan kerja dan gaji tidak seimbang.

Sebagai solusi untuk menarik minat masyarakat untuk mengabdi di sana kembali, banyak konten-konten karir menunjukkan kelebihan-kelebihan finansial agar mereka tergiur. 

Cara ini kurang efektif sebab orang-orang berpengalaman angkat bicara di kolom komentar.

Ada perkataan bahwa gaji tidak menjamin seorang karyawan betah, melainkan budaya kerja sehat. Jadi, tolonglah ciptakan kondisi itu. Kami selaku pekerja juga manusia. Kami punya perasaan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun