Mohon tunggu...
Gandis Octya Prihartanti
Gandis Octya Prihartanti Mohon Tunggu... Human Resources - A curious human

Manusia yang sedang menumpang hidup.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hortensia [Side Story of Broken Youth novel]

3 September 2016   16:15 Diperbarui: 3 September 2016   16:39 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Katsuro selesai memarkir mobilnya di samping sekolah, dan saat melewati halaman, Rin bertemu dengannya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bagus, ia mendekati guru muda itu untuk mengatakan sesuatu. Katsuro sebenarnya tidak melihat Rin, jadi saat salah satu muridnya itu berada di hadapannya, ia sedikit terkaget.

Mengingat waktunya tidak panjang, Rin langsung pada intinya tanpa memberikan pembukaan terlebih dahulu seperti mengucapkan selamat pagi. “Sebenarnya saya tidak suka kalau Anda mendekati Namie, karena Anda berbahaya. Dia pun tahu kalau Anda akan membunuhnya. Tapi, ketika di sekolah, kami menghormati Anda sebagai guru. Jangan dekati dia lagi untuk maksud tertentu, karena Anda akan berurusan dengan saya!”

Sejurus kemudian, Rin berlari sekencang mungkin agar gurunya di bis tidak marah-marah, karena dirinya lama sekali datang.

***

Setahu Rin, bunga wortel itu tidak tampak seperti bunga, karena warnanya hijau dan tidak lebat. Ia pikir, wortel yang ia lihat sekarang pasti berasal dari jenis yang berbeda. Bunganya sangat cantik, putih kekuningan dan bergerombol. Murid-murid perempuan saja sedang bergantian berfoto di depannya sebagai background.

Suasana hati Rin tidak begitu baik, membuatnya malas ikut-ikutan berfoto, padahal kelompoknya juga mengajak. Jadi, ia hanya memfoto bunganya saja yang berkesan itu, karena mengingatkannya pada jenis bunga tertentu.

“Paman,” panggil Rin lantas menghampiri salah satu pengurus pertanian. “Boleh aku mengambil segenggam bunga wortel ini?”

Pria paruh baya itu mengangguk dan berkata kalau kebetulan besok wortelnya akan dipanen. Ia lantas meminjami Rin sebilah pisau untuk memotong tangkai-tangkainya.

***

Di pertanian pribadi itu ada sebuah kantin yang menunya berupa makanan-makanan vegetarian. Murid dan guru Horikoshi gakuen memutuskan ke sana untuk tempat makan siang. Kelompok Rin dan Namie masuk secara bersamaan. Ketua dari dua kelompok itu pun tidak sengaja saling menatap beberapa saat, karena posisinya saling berdekatan.

“Habis makan siang ikut aku, ya,” ucap Rin pada Namie. Gadis itu pun langsung mengiyakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun