Hemat energi dan ramah lingkungan
Maksudnya bagaimana? Persoalannya ada pada perkara memasak. Tekstur daging ikan memiliki sifat sangat mudah matang. Hanya dengan membakar selama lima menit, daging ikan bisa langsung matang. Begitupun dengan digoreng atau direbus. Berbeda dengan ayam, atau apalagi daging sapi, yang butuh waktu lebih lama untuk matang. Sehingga, energi yang dipakai untuk gas dan api pun jadi lebih hemat jika kita makan ikan. Selain terasa lebih murah, juga menjadi lebih ramah lingkungan. Ingat, proses masak memasak sedikit banyak juga menghasilkan jejak karbon lho.
Dengan ketiga fakta tersebut, pilihan yang sangat tepat untuk mulai mengkonsumsi ikan. Tentu tidak perlu juga kita secara tiba-tiba mengubah pola makan kita menjadi serba ikan secara mendadak. Namun, bisalah kita memulai dengan perlahan.
Menurut Ibu Susi, konsumsi daging ikan memang lebih lumrah di Indonesia bagian timur. Sementara di pusat populasi seperti pulau Jawa, konsumsi ikan masih rendah. Termasuk di Yogyakarta.
Yang unik dari pantai ini adalah, kita bisa membeli ikan langsung dari nelayan yang pulang melaut. Setelah membeli, kita bisa minta agar ikan tersebut dimasak oleh warung setempat. Karena kita membeli ikan tersebut langsung setelah ditangkap, maka kita bisa menikmati cita rasa ikan yang paling segar dengan harga paling murah.
Kenali lebih dalam sosok Bambang Soepijanto di situsweb resmi beliau: bambangsoepijanto.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H